Sabtu 16 Jan 2016 06:34 WIB

Luhut: RI Tolak Bantuan Asing Tangani Terorisme

Luhut Panjaitan
Foto: Republika/ Wihdan
Luhut Panjaitan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menolak bantuan negara-negara sahabat dalam menangani masalah terorisme yang terjadi pascaledakan dan penembakan di persimpangan Jalan M.H. Thamrin Jakarta pada Kamis (14/1) siang.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan di Jakarta, Jumat (15/1) malam, mengatakan bahwa Indonesia menolak tawaran negara lain dalam menangani terorisme di Indonesia."Negara-negata ini 'nawarin', tapi kita sampai sekarang masih merasa cukup kemampuan kita," katanya.

Ia menjelaskan sejumlah negara yang menawarkan bantuan, antara lain Amerika Serikat, Australia, Singapura, dan Malaysia.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu mengatakan negara-negara tersebut menawarkan bantuan dari sisi teknis.

"Mereka menawarkan bantuan dari teknis. Tapi saya lihat Pak Tito (Kapolda Metro Jaya, red.) dan Densus (88 Antiteror, red.) punya peralatan yang cukup canggih juga, jadi sampai saat ini kita masih bisa 'tanganin'," kata Luhut.

Satu hari setelah kejadian ledakan bom dan penembakan di pos polisi persimpangan Jalan M.H. Thamrin, Densus 88 Antiteror melakukan penangkapan pada sejumlah terduga teroris di berbagai wilayah di Indonesia .

Kepolisian menangkap terduga teroris di Bekasi, Tegal (Jawa Tengah), Cirebon dan Depok (Jawa Barat), dan Balikpapan.

Di Jakarta, tim Polda Metro Jaya melakukan olah TKP di salah satu rumah terduga teroris di persimpangan Thamrin-Sarinah di Meruya, Jakarta Utara.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya mengatakan rumah tersebut merupakan tempat perakitan bom yang digunakan untuk aksi teror pada Kamis (14/1) siang.?

Polisi juga memperketat keamanan di sejumlah bandara serta melakukan razia di berbagai jalur perbatasan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement