Jumat 15 Jan 2016 21:09 WIB

Ini Jenis Bom yang Digunakan Pelaku Teror Thamrin

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Bayu Hermawan
Kondisi Pos Polisi di Jl Thamrin pascaledakan bom, Kamis (14/1).  (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Kondisi Pos Polisi di Jl Thamrin pascaledakan bom, Kamis (14/1). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri menyatakan bom yang digunakan pelaku teror di Jl Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis (14/1) kemarin, mempunyai daya ledak rendah.

"Setelah dilakukan penelitian masuk kategori low explosive rendah. Kualitas ledakan rendah," ujar Ses Puslabfor Mabes Polri, Kombes Budi Suryanto di Polda Metro Jaya, Jumat (15/1).

Budi menjelaskan, bahan yang dikumpulkan di TKP sudah memenuhi unsur ledakan bom. Unsur tersebut antara lain pemicu bom (detonator), casing, power yang dirangkai dengan kabel dan isi bom.

Menurutnya, di TKP pertama yaitu di Pos Polisi ditemukan bahan peledak dengan tabung gas LPG3 kg sebagai casing. Kemudian lampu bohlam digunakan sebagai pemicu dan dihubungkan dengan baterai.

"Kemudian isi serbuk bahan peledak dan itu berhasil diledakkan paku, mur, lempengan, besi bulat sebagai penutup, sehingga itu membahayakan," katanya.

Ia melanjutkan, sedangkan di TKP Starbucks Cafe dan halaman, bom bahan bom yang diledakkan hampir sama dengan yang di pos polisi. Seperti adanya aki motor dan pemicu menggunakan bohlam lampu.

Tim labfor menemukan bahwa bom tersebut ada yang diledakkan ditubuh pelaku. Selain itu, bom tersebut juga ada yang diletakkan lalu diledakkan.

Dengan hasil tersebut, menurut Budi, karakter bom yang terjadi di Sarinah mirip dengan peristiwa teror sebelumnya yaitu di Polresta Cirebon dan Beiji, Depok. Hal itu mengacu kepada data base yang ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement