Jumat 15 Jan 2016 19:34 WIB

Kecaman Aksi Teror Melalui Puisi

Pos Polisi Sarinah tempat ledakan bom pada Kamis (14/1).  (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Pos Polisi Sarinah tempat ledakan bom pada Kamis (14/1). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi teror berdarah di kawasan Sarinah Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1), menebar duka yang sangat mendalam serta kecaman akibat aksi biadab tersebut. Lewat sebuah puisi, aktivis Indonesia tanpa diskriminasi Denny JA meluapkan perasaannya terkait musibah tersebut.

Berikut puisi Denny JA dalam keterangan pers yang diterima, Jumat (15/1)

Teroris, Apakah Kau Punya Ibu?

"Teroris, mengapa kau bunuh anakku?

Ia tak berurusan dengan kamu

Politik ia tak tahu

Ia bukan musuh kamu"

Menangis meraung Ibu Aminah

Ditatapnya lagi mayat berdarah

Semua air matanya tumpah

Anak satu satunya mati sudah

Bergantian Ibu Aminah dipeluk tetangga

Mereka menangis bersama

Di pundak mereka, Ibu Aminah terbata:

"Anakku bukan polisi

Anakku bukan politisi

Anakku bukan TNI

Mengapa anakku mereka bunuh?"

Melengking ibu Aminah sejadinya

Luka terlalu menganga

Langit ikut berduka

Bumi yang dipijaknya bernanah

Tetap ia terpana

Mengapa mereka mensasar anaknya?

Ia rakyat biasa

Muslimah pula

Mona, sang wartawati mengamati

Sedari tadi ia  terpaku di lokasi

Dikumpulkannya aneka informasi

Teror di Jakarta ingin ia pahami

"Wahai teroris, siapa tuanmu?

Apakah kau punya ibu?

Tidakkah kau cinta keluargamu?

Mengapa kau rela mati?

Dengan bom bunuh diri?

Peradaban apa yang ingin kalian tegakkan?

Mengapa menghalalkan kekerasan dan pembunuhan?

Kalian teriakkan nama Tuhan

Namun mengapa menjadi setan?

Apakah kau kira akan jumpa bidadari?

Di surga nan abadi?

Demi perjuangan kau rela mati?

Inikah ilusi yang meracuni?

Apakah ini yang kau kira?

Tuhan akan memberimu hadiah?

Nabi akan memberimu berkah?

Pada agama kau akan dianggap berjasa?

Astaga, siapa yang memasukkan ular di kalian punya kepala?

Dibacanya data muthakir

Sejak 35 tahun terakhir

Dari tahun delapan puluh satu

Hingga tahun dua ribu lima belas

Terjadi 4506 bom bunuh diri

Dipentaskan di 40 negeri

Sudah 45 ribu nyawa yang mati

ISIS sudah manggung di Indonesia

Demikian berita dunia

Dari Paris hingga Jakarta

Mereka ingin bertahta

Gunakan slogan agama

Tapi menebarkan neraka

Merinding bulu kuduk Mona

Rasa takut keras menggoda

Haruskah laporan ini dipublikasikannya?

Akankah ia menjadi target berikutnya?

Aku takut, kata ulu hatinya

Aku takut, kata neuron di pikirannya

Aku takut, kata jeroan sukmanya

Dipandangnya lagi ibu Aminah

Yang terus memeluk mayat tak berdaya

Mona terkesima

Keharuan menguasainya

Ia teringat ibunya

Jiwanya terguncang

Batinnya berperang

Antara rasa haru dan  rasa takut

Antara keharusan berani dan rasa takut

Jika dibiarkannya rasa takut bertahta

Bukankah ia kalah sukarela?

Lonceng di hati Mona terus bergema

Jangan biarkan para ibu di dunia

mengalami nasib seperti ibu Aminah

Kesaksian harus diberikan

Keberanian harus dibangunkan

Mona tegakkan kepala

Kini matanya menyala

Ia sebar di social media

#JanganTakut Jakarta

#JanganTakut Indonesia

# JanganTakut Dunia

#Terorisme Musuh Bersama

Jangan kalah

dengan preman berkedok agama!

Kamis 14 Jan

Di Hari Teror Jakarta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement