Jumat 15 Jan 2016 10:34 WIB

Pengamat: Masih Ada Kemungkinan Pelaku Bukan dari ISIS

Rep: C27/ Red: achmad syalaby
Pos Polisi Sarinah tempat ledakan bom pada Kamis (14/1).  (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Pos Polisi Sarinah tempat ledakan bom pada Kamis (14/1). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Intelijen dan Pertahananan Susaningtyas Kertopati menegaskan agar pihak berwenag melakukan penyelidikan lebih terhadap pelaku. Meski dalam aksi pelaku memenuhi kriteria anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), kemungkinan lain tetap ada.

"Menurut saya meski ISIS sudah akui itu perbuatannya tapi sebaiknya harus kita reserve," ujar pakar yang biasa disapa Nuning, Jumat (15/1). 

(Baca: Polisi Temukan Bendera ISIS di Rumah Tersangka)

Nuning menduga, masih ada kemungkinan keterlibatan kelompok ekstrim lainnya. Meski pun, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian telah mengungkapkan pelaku memiliki jaringan dengan ISIS.

Tapi, Nuning mengatakan, kesimpulan yang diambil Polri yang menunjukkan pelaku memiliki hubungan dengan ISIS juga dapat disahkan. Sebab, Polri juga melihat dari jaringan yang memiliki hubungan pelaku serta ISIS."Polri memiliki ukuran-ukurannya sebagai variable penentu ISIS atau bukan, sangat teknis," kata Nuning.

Di samping itu, sebagai pakar Intelijen, Nuning mengatakan terorisme merupakan extraordinary crime, sehingga harus disikapi dengan cara yang lebih kreatif. Pemerintah dan pihak terkait mesti lebih satu langkah di depan pelaku untuk mencegah kasus serupa sehingga negara tidak boleh kalah dari mereka.

(Baca: Bahrun Naim Minta Pengikutnya Belajar dari Serangan Paris). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement