Jumat 15 Jan 2016 07:53 WIB

Pemboman Sarinah tak Terkait Freeport atau Gafatar

Rep: yulianingsih/ Red: Damanhuri Zuhri
Pos Polisi Sarinah tempat ledakan bom pada Kamis (14/1).  (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Pos Polisi Sarinah tempat ledakan bom pada Kamis (14/1). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengattakan, aksi pemboman Sarinah Jakarta tidak ada kaitannya dengan kasus perpanjangan kontrak karya freeport, kasus Gafatar atau isu resufle kabinet.

"Ini tidak ada kaitannya dengan pengalihan isu. Ini memang sebuah aksi kekerasan yang targetnya adalah melemahkan negara. Yang diserang kan pos polisi sebagai simbol negara," ujarnya di kantor PP Muhammadiyah, Kamis (14/1).

Aksi ini menurutnya, dilakukan untuk menunjukan bahwa negara lemah. Hanya bisa menghimbau warga untuk waspada namun tidak melakukan tindakan komprehensif untuk pencegahan.

Meski begitu, kata dia, polisi diharapkan tidak terburu-buru memberikan statmen terkait pelaku dan motif pemboman tersebut sebelum ada investigasi menyeluruh.

"Jangan terburu-buru ambil kesimpulan sebelum ada hasil investigasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Pernyataan polisi itu pernyataan pejabat negara jadi hati-hati, dan jangan berspekulasi," ujarnya.

Sementara itu Ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, investigasi yang dilakukan polisi harus secara akurat, komprehensif dan jujur karena ini mempertaruhkan nama besar Indonesia.

"Kita tidak ingin masyarakat dibuat takut dan penuh kecemasan, seolah-olah negara ini tidak aman," kata Haedar Nashir mengingatkan.

Karenanya, polisi ke depan juga diharapkan memberikan pengumuman secara jelas dan transparan terkait motif dan pelaku aksi pemboman yang sebnarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement