Jumat 15 Jan 2016 06:59 WIB

Reuters Ungkap Telegram Bahrun Naim Soal Rencana Teror di Jakarta

 Polisi kembali menyisir lokasi Gedung Jaya yang berada dekat lokasi ledakan bom di Jakarta Pusat, Kamis (14/1) malam.  (Republika/Wihdan Hidayat)
Foto: Republika/Wihdan
Polisi kembali menyisir lokasi Gedung Jaya yang berada dekat lokasi ledakan bom di Jakarta Pusat, Kamis (14/1) malam. (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Bahrun Naim pada Kamis diidentifikasi oleh polisi sebagai dalang serangan mematikan di Jakarta. Bahrun Naim disebut-sebut merupakan sosok sentral tali penghubung ISIS Asia Tenggara dengan Suriah.

Naim ditangkap pada 2011 karena kepemilikan senjata ilegal dan dipenjara selama tiga tahun. Dan, polisi mengatakan bahwa sejak itu ia telah muncul sebagai pemain kunci dalam jaringan militan yang tumbuh di sekitar Solo dan di seluruh Jawa Tengah.

Setahun yang lalu, ia berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan garis depan ISIS, dan polisi percaya Naim terlibat erat dalam mengoordinasikan serangan pada Kamis (14/1).

Ada sejumlah petunjuk bahwa serangan di Jakarta punya keterhubungan dengan serangkaian upaya Bahrun Naim dalam mewujudkan eksistensi ISIS Asia tenggara, khususnya di Indonesia.

(Baca:Bahrun Naim, dari Mantan Napi, Penyedia Dana hingga Perekrut Anggota ISIS)

http:www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/01/14/o0y7ah330-bahrun-naim-dari-mantan-napi-penyedia-dana-hingga-perekrut-anggota-isis

Setelah serangan terkoordinasi di Paris pada November, intelektual militan menerbitkan blog di mana ia menjelaskan kepada para pengikutnya bagaimana serangan serupa mudah dilakukan di hutan khatulistiwa Indonesia. Tepatnya di sebuah kota di Indonesia. Kendati demikian, blog yang beralamatkan Bahrunnaim.co tersebut sudah tidak dapat diakses sejak kemarin malam.

Satu catatan, Reuters pernah menghubungi Naim pada 24 November melalui pesan sosial telegram, menggunakan alamat dan perincian yang diberikan oleh salah seorang kenalannya. Dalam pertukaran itu, Naim mengatakan, ada banyak pendukung Negara Islam cukup untuk "melaksanakan tindakan" di Indonesia.

"Tinggal menunggu pemicu yang tepat," kata pria mengidentifikasi dirinya sebagai Naim.

Naim tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar pada Kamis. Pakar intelijen mengatakan bahwa tidak lama setelah itu, pertukaran telegram, pejabat intelijen mulai menyampaikan pesan sosial bahwa serangan terhadap Indonesia sudah dekat.

Baca juga: Setop Hoax Soal Bom Sarinah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement