Kamis 14 Jan 2016 21:44 WIB

Luhut: Kelompok Teroris Sebut Serangan Sebagai 'Orkestra'

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Karta Raharja Ucu
Kondisi lokasi pos polisi usai terjadinya bom dan penembakan di kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1).  (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Kondisi lokasi pos polisi usai terjadinya bom dan penembakan di kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pemerintah sudah mendapat informasi intelijen soal kemungkinan adanya 'orkestra' pada Desember 2015. Kelompok teroris menyebut serangan sebagai 'orkestra'.

"Kami sudah dapat informasi intelijen dari Desember bahwa akan ada oskestra di Asia Tenggara ini. Dan polisi sudah bekerja dengan sangat keras," ucap Luhut di Kantor Presiden, Kamis (14/1).

Sejak Desember, katanya, polisi sudah berhasil melakukan penangkapan pada sejumlah pimpinan kelompok radikal. Hanya saja, sangat sulit mengetahui kapan mereka akan melakukan serangan.

Menurut Luhut, intelijen yang paling hebat di dunia sekali pun sulit mengetahui hal itu. "Kita melihat di Amerika, Inggris, di Paris kemarin, baru-baru ini di Turki itu juga tidak bisa," ucap dia.

Ia juga menolak jika pemerintah disebut kecolongan. Usai peristiwa ini, Luhut menyebut pengamanan di seluruh lokasi diperketat, termasuk di daerah perbatasan.

Menurutnya, Indonesia bukan satu-satunya negara yang menjadi target ISIS di Asia. Sejumlah negara lain juga menjadi target serangan, salah satunya Singapura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement