REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan teror dari sekelompok orang tak dikenal terjadi di kawasan Sarinah, MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis (14/1) siang. Hingga saat ini tercatat sebanyak enam orang tewas dalam serangan tersebut.
Seorang driver Bank Swasta, Encek mengatakan melihat aksi teror di sekitar Starbuck, Sarinah itu. Ia mengungkapkan saat terdengar ledakan pertama orang-orang pada kumpul ke lokasi, yaitu Starbuck.
Awalnya ia bermaksud merekam peristiwa itu, namun terkejut karena tiba-tiba seorang pelaku penyerangan melepaskan tembakan dari arah kerumunan warga yang berkumpul.
"Seorang pelaku menembak dari arah kerumunan warga, ke arah dua Polantas yang berjaga di Jalur Busway," katanya.
Dia melihat pelaku menggunakan helm dan tas kecil melakukan penembakan ke polisi dekat Busway. Encek dan orang-orang bubar karena mendengar tembakan empat kali dari teroris. Warga lari ke Sabang dari dekat pos polisi Sarinah.
"Saat itu, saya melihat satu orang polantas tertembak. Sementara tiga orang lainnya tidak tahu," ujarnya.
Setelah lari, karena pelaku melakukan penembakan ternyata terdengar suara bom. Encek juga melihat tembakan laras senjata pendek mengarah ke polisi. Pelaku tidak lari dan terus menembak, dan dirinya langsung kabur.
Ada yang lari ke Sabang atau belakang Sarinah. Di pos polisi dirinya melihat tiga mayat. Salah satu bom meledakan diri di pos polisi. Sehabis, tembakan warga kabur dan tidak melihat kembali kejadian itu.
"Saat itu polisi tidak ada senjata. Jadi korban pelaku," kata dia.
Kejadian sekitar pukul 10.30 Wib, sementara rombongan polisi datang sekitar pukul 11.30 Wib. Dia tidak mengetahui dengan jelas, apakah itu bom bunuh diri atau tidak.