Rabu 13 Jan 2016 21:07 WIB

Gandeng 16 Pelaku Wisata, Kemenpar Promosikan Wisata Indonesia di Belanda

Wonderful Indonesia.
Foto: dok kemenpar
Wonderful Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Indonesia kian gencar mempromosikan pariwisata di luar negeri. Kali ini, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ikut ambil bagian dalam salah satu pameran terkemuka di pasar Eropa, terutama di Belanda, yakni Jaarbeurs Exhibition Convention Centre Hall 4.

Dalam bursa wisata yang berlangsung pada 12 hingga 17 Januari 2016 ini, Kemenpar menggandeng 16 pelaku pariwisata di seluruh Indonesia untuk memberikan atraksi yang menakjubkan kepada pengunjung.

Sebanyak 12 operator travel agent, 3 hotel, 1 Destination Management Organization dan maskapai kebanggaan nasional, Garuda Indonesia mempromosikan Wonderful Indonesia yang diiringi dengan serangkaian pertunjukan budaya dan cita rasa kopi asli Indonesia.

"Kami memiliki rencana besar untuk industri pariwisata Indonesia," ujar Direktur Promosi Pariwisata untuk Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (13/1).

Pada 2016, kata Nia, sektor pariwisata diharapkan dapat menarik 12 juta pengunjung mancanegara. "Dan membawa lebih dari 12,7 miliar dolar AS pendapatan bagi negara. Dan kami menargetkan untuk meningkatkan pengunjung untuk menjadi 20 juta pada tahun 2019," paparnya.

Mengusung tagline "Wonderful Indonesia", Kemenpar dan pelaku bisnis pariwisata dari Indonesia berupaya mengeksplorasi keindahan alam Indonesia, seni yang unik, beragam hasil kerajinan, musik, berbagai khazanah kuliner, tujuan perjalanan, dan yang paling penting sebagai “tuan rumah” yang beragam namun sangat ramah menerima tamunya.

Kemenpar terus berupaya mengantisipasi pertumbuhan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, dari 9,5 juta pada 2014 menjadi 20 juta pada 2019. Untuk mempercepat pencapaian tujuan ambisius ini, Indonesia baru-baru ini membebaskan persyaratan visa untuk 90 negara, termasuk Belanda.

Selain itu, Indonesia baru-baru ini mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 105 tahun 2015 untuk mendukung wisata bahari. Peraturan baru ini tidak jauh dengan proses Clearance Persetujuan Wilayah Indonesia (CAIT). Dengan demikian, diperkirakan bahwa kunjungan kapal pesiar ke Indonesia akan mencapai 5.000 kapal pesiar tahun 2019, dengan kontribusi USD 500 juta.

Pemerintah Indonesia juga melakukan terobosan lainnya untuk mencapai tujuannya dengan tidak lagi menerapkan prinsip-prinsip cabotage penuh bagi wisatawan laut. Dengan penarikan ini, penumpang dapat memulai dan turun di lima  pelabuhan di Indonesia, yaitu: Belawan - Medan (Sumatera Utara), Tanjung Priok - Jakarta, Tanjung Perak - Surabaya (Jawa Timur), Benoa - Bali, Soekarno -Hatta, Dan Makassar.

Dengan adanya peraturan baru ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan kapal pesiar asing di Indonesia menjadi 1.000 kapal tahun 2019, dengan penerimaan negara sebesar 300 juta dolar AS.

Di kancah pariwisata internasional, posisi Indonesia semakin lebih mapan. Pada Mei 2015, World Economic Forum (WEF) mengumumkan bahwa Indeks Daya Saing Perjalanan dan Pariwisata Indonesia telah berhasil naik 23 level ke tempat 47 keseluruhan dari posisi sebelumnya di nomor 70 dari 141 negara yang dievaluasi.

Capain lainnya, pada ajang "Halal Summit Travel & Exhibition" di Abu Dhabi, Pulau Lombok dan Pulau Bali dinobatkan sebagai Tujuan Wisata Halal dan tempat untuk Honeymoon Halal Terbaik Dunia. Selain itu, Sofyan Hotel Group Indonesia juga sukses terpilih sebagai Hotel keluarga terbaik di Dunia.

Baru-baru ini, Pulau Bali dinobatkan majalah Travel + Leisure sebagai pulau terbaik nomor dua di Asia dan  dan nomor wahid di Asia. Tak cuma itu, Raja Ampat di Provinsi Papua Barat dan Taman Nasional Komodo di Flores berada di dua teratas Tujuan Snorkeling Terbaik Dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement