REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Politisi PKS, Fahri Hamzah membenarkan, ada petinggi partai yang mencoba untuk menuntutnya mundur dari pimpinan DPR. Namun, pembicaraan tersebut menjadi rahasia internal dan tidak boleh dibocorkan ke publik.
''Memang diskusi pribadi dan meminta diskusi itu tidak disampaikan kemana-mana. Kok rahasia itu dijadikan bahan gerilya orang-orang,'' kata Fahri, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/1).
Fahri mengungkapkan, permintaan mundur tersebut diskusinya terjadi diawal bulan Desember lalu, sebelum ada kasus-kasus besar yang menimpa pimpinan DPR.
Namun, kata dia, ada pihak-pihak tertentu merangkai dan melebih-lebihkan cerita tersebut untuk melakukan penggalangan penjatuhan dirinya.
Menurut Fahri, orang-orang yang melebihkan cerita-cerita tersebut adalah Wasekjen PKS Mardani Ali Sera, dan Ketua DPP PKS Al Muzzamil Yusuf. Ia menganggap, kedua orang tersebut telah membocorkan rahasia partai yang sangat sensitif.
''Makanya saya melaporkan Mardani dan Muzzamil karerna menambah-nambah informasi,'' ucap Fahri.
Dalam pemanggilannya di Badan Penegak Disiplin Organisasi (BDPO) tadi malam, Fahri menjelaskan mengenai mekanisme pemilihan pimpinan dewan. Ia menjelaskan posisi kelembagaan publik serta dirinya sebagai pejabat publik.
Namun, Fahri menyayangkan pembicaraan yang sangat rahasia itu dibocorkan kepada publik. Padahal, PKS dikenal sebagai partai yang solid dan kerap menyelesaikan persoalan internal tanpa disebarluaskan ke publik.
''Ini saya kira lubang masalahnya dan gerilya ini masih berjalan, dan saya menyayangkan,'' jelasnya.
Ia mengatakan dipanggil BPDO dalam asumsi tidak bersalah. Tapi bahasa-bahasa kekuasaan yang menyudutkannya membuatnya kesal.
Dia meminta, orang-orang yang tidak suka dengan dirinya untuk mengkritiknya secara langsung dan jangan bergerilya dibelakang.