Ahad 10 Jan 2016 12:47 WIB

Petani Kekurangan Modal, Produksi Tebu tak Capai Target

Rep: Lilis Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Petani tebu
Foto: Musyawir/Antara
Petani tebu

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Memasuki musim tanam tebu 2015/2016, para petani tebu di Jabar dihadapkan pada masalah kekurangan modal. Kondisi tersebut membuat target produksi tebu terancam tak tercapai seperti tahun lalu.

Sekretaris Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat, Haris Sukmawan menjelaskan, untuk memulai musim tanam, para petani tebu di Jabar membutuhkan bantuan dana segar sebesar Rp 140 miliar. Dana tersebut diperoleh dari pinjaman dalam program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) Tebu Rakyat.

Program KKPE merupakan program dari pemerintah yang memberikan subsidi bunga pinjaman bank untuk modal usaha sejumlah komoditas, salah satunya tebu rakyat.

''Tapi dana yang dikucurkan dari perbankan dalam program KKPE untuk petani tebu rakyat di Jabar ternyata hanya Rp 77 miliar,'' kata pria yang akrab disapa Wawan itu kepada Republika, Sabtu (9/10).

Padahal, lanjut Wawan, ketersediaan dana yang cukup sangat berpengaruh pada proses musim tanam tebu. Pasalnya, dana tersebut dibutuhkan petani untuk pemeliharaan maupun pemupukan tanaman tebu.

''Kalau dananya kurang, dampaknya jelas akan menurunkan produksi tebu,'' terang Wawan.

Wawan mengatakan, kucuran dana dalam program KKPE sebesar Rp 77 miliar itu tak hanya terjadi pada musim tanam 2015/2016. Namun, kondisi tersebut juga terjadi pada musim tanam 2014/2015.

Dampaknya, produksi tebu tidak mencapai target. Sebelumnya, target produksi tebu pada musim tanam 2014/2015 sebesar 650 - 700 kuintal per hektare. Namun ternyata, realisasinya hanya sekitar 550 - 575 kuintal per hektare.

''Kalau modalnya kurang, pemeliharaan juga tidak bisa maksimal, pemupukan pun terlambat. Itu sebabnya target produksi tak tercapai,'' terang Wawan.

Wawan mengungkapkan, target produksi tebu pada musim tanam 2015/2016 juga sebesar 650 - 700 kuintal per hektare. Namun, berkaca pada pengalaman tahun lalu, kekurangan modal tersebut akan membuat target produksi terancam tak tercapai.

Di Jabar, areal lahan tebu berkisar antara 8.500 - 9.000 hektare. Adapun lahannya sebagian besar tersebar di Cirebon, ditambah di Majalengka, Kuningan, Indramayu dan Sumedang.

Wawan berharap, ada dukungan dari pemerintah maupun perbankan untuk membantu permodalan para petani tebu. Apalagi, selama beberapa tahun terakhir, nasib petani tebu terpuruk akibat rendahnya rendemen dan harga gula.

Salah seorang petani tebu di Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Abdullah menjelaskan, kurangnya modal saat musim tanam sangat dirasakan dampaknya. Salah satunya, akan membuat pemupukan menjadi terlambat.

''Kita kalau nebus pupuk kan harus kontan. Nah karena modalnya kurang, penebusannya jadi terlambat,'' tandas Abdullah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement