REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Studi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, skema terapung gas alam cair atau floating LNG (FLNG) lebih cocok untuk pengembangan Blok Masela ketimbang skema darat.
Menurut dia, dari sisi biaya investasi dan biaya operasi, skema terapung lebih murah dibandingkan pengembangan di darat. Selain itu, juga lebih praktis karena tidak perlu pembebasan tanah.
"FLNG Masela juga sejalan dengan program maritim. Menurut saya, skema terapung lebih baik dari darat," kata Fahmy, Sabtu (9/1).
Skema pengembangan Blok Masela masih menjadi polemik. Ada dua opsi yang sedang diperdebatkan. Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli lebih setuju dengan skema pengembangan di darat. Sedangkan Kementerian ESDM memilih pengembangan dengan skema terapung atau di laut.
Sampai saat ini, banyak kalangan pengamat dan akademisi lebih menyarankan skema terapung. Pasalnya, pengembangan dengan skema terapung sudah melalui kajian ilmiah sejak 2010.