REPUBLIKA.CO.ID, DELISERDANG -- Aksi pencurian bagasi yang ramai diberitakan beberapa waktu terakhir disebut dapat diminimalisir dengan sistem penanganan bagasi otomatis atau Baggage Handling System (BHS). Teknologi yang sejak awal digunakan di Bandara Kualanamu, Deliserdang, Sumut ini diklaim mampu mengatasi berbagai aksi oknum tak bertanggung jawab, termasuk pencurian bagasi.
"Aksi percobaan pencurian pernah terjadi beberapa kali di awal pengoperasian bandara ini. Langsung ketahuan. Mungkin saat itu pelakunya menduga sistemnya sama seperti di Polonia dulu," kata Junior Manager BHS AP II Bandara Kualanamu, Tri Fajar Parwoto.
Fajar mengklaim, untuk Angkasa Pura II, sistem BHS baru digunakan di Bandara Kualanamu. Dengan sistem ini, lanjutnya, aktivitas di jalur bagasi dipantau oleh petugas yang tersambung dengan kamera pemantau atau CCTV.
"Sistem BHS ini diawasi 50 unit CCTV," ujarnya.
Ia menjelaskan, ada empat line conveyor atau jalur check in dengan panjang dua kilometer. Setelah check in, bagasi penumpang langsung dimasukkan ke line conveyor dan akan melalui pemeriksaan X-Ray.
Jika ada barang yang diduga mencurigakan maka pemeriksaan dilakukan dengan level bertingkat. Jika tidak lolos pemeriksaan, bagasi akan dibawa ke lokasi pemeriksaan barang dan calon penumpang dipanggil.
Untuk bagasi yang lolos pemeriksaan, selanjutnya akan masuk ke helixorter. Pada bagian ini, bagasi akan disortir untuk dipindahkan ke pengumpulan bagasi sesuai tujuan dan maskapainya. Pada penampungan bagasi inilah manusia kembali dilibatkan.
"Di bagian ini pernah terjadi percobaan pencurian, tapi tertangkap CCTV kita. System BHS ini diawasi 50 unit CCTV. Ada juga CCTV di area check in dan area yang ditangani maskapai," jelas Fauzi Riyandi, Manager Operation and Maintenance BHS Bandara Kualanamu dari vendor PT Jaya Teknik Indonesia.
Saat ini, sistem penanganan bagasi otomatis ini disebut mampu melayani hingga 12 ribu bagasi.