REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta diminta bersinergi dengan dinas lain terkait keberadaan kabel bawah tanah. Ini terkait tewasnya dua pegawai Transjakarta pada Rabu (30/12/2015) karena tersengat listrik.
"Diminta pusat memberikan data-data perencanaan awal kepada Pemda DKI sebagai sinkronisasi proyek," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta, Yuli Hartono di Balai Kota, Senin (4/12).
Sebelumnya, Yuli mengeluh lantaran PLN kerap membongkar jalan yang sudah di aspal dengan alasan pembangunan proyek. Hal tersebut membuat dirinya ditegur Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyusul aspal yang rusak lagi.
Sinergi tersebut juga dmaksudkan agar kabel bawah tanah lebih tersusun rapi menyusul buruknya instalasi kabel bawah tanah DKI. Yuli mengatakan, sinkronisasi tersebut nantinya akan akan merapikan kabel bawah tanah ibu kota.
"Kalau PJO duluan, nanti terbongkar lagi oleh taman, setelahnya oleh PU, dan seterusnya. Tapi kalau koordinasi bagus, enggak akan datang dan bongkar lagi," katanya.
Dua pegawai Transjakarta, Niko Adeli (23 tahun) dan Siti Nurhayati (23) ditemukan tewas di depan tangga penyeberangan busway jalan Mangga Dua Raya, Kelurahan Mangga Dua Selatan. Keduanya tewas diduga setelah tersengat listrik di genangan air yang mereka injak.
Terkait hal terssebut, Yuli mengaku tengah mendata titik-titik yang berpotensi mengalirkan listrik saat ada genangan air. Katanya, Ahok memberikan waktu dua hingga empat pekan untuk memetakan daerah berbahaya tersebut. "Kalau sudah terpetakan kita akan koordinasi dengan PLN untuk merapikan semuanya," kata Yuli Hartono.