Senin 04 Jan 2016 10:40 WIB
Refleksi 23 Tahun Republika

Saatnya Menjadi Signature Media

Cover Republika edisi pertama tahun 1993
Foto:

Kehadiran media daring sejak 1990-an di Indonesia, ditandai dengan kelahiran Republika Online sebagai media daring pertama pada 1995, terus mendesak media cetak. Namun, sebagian orang skeptis bahwa media cetak akan benar-benar punah. Kita ingat ketika televisi hadir pada 1950- an. Saat itu publik juga mulai meramalkan kematian media cetak. Namun, nyatanya media cetak tak hanya bertahan tetapi juga terus berkembang.

Data-data dari World Association Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA) menunjukkan bahwa bisnis media cetak memang sedang menurun di AS dan Eropa Barat. Tetapi lihat, di Jepang, India, Cina, Timur Tengah, Amerika Latin, dan juga negara-negara Eropa Timur justru sedang meningkat. Dari 100 koran dengan penjualan terbaik, 74 berasal dari Asia. Koran gratis pun naik tujuh persen. Karena itu, The Poynter Institute, lembaga konsultan media dari AS, seperti dikatakan Rick Edmonds, terlalu prematur menyatakan bahwa media cetak akan segera punah.

Data-data Serikat Perusahaan Pers (SPS) juga memperlihatkan tumbuhnya media cetak. Jumlah koran harian pada 2014 tumbuh enam persen dibandingkan tahun sebelumnya (dari 394 koran menjadi 417 koran). Dari sisi tiras, pada periode yang sama, juga naik dua persen (dari 9.582.794 eksemplar menjadi 9.761.470 eksemplar).

Angkanya memang naik-turun setiap tahun, tapi tetap saja angkanya meningkat. Misalnya, pada 2011 ada 401 koran harian dengan tiras total 9.255.646 eksemplar—apalagi jika ditarik mundur sejak masa Orde Baru.

Sebagai gambaran, pada masa Orde Baru, koran hanya ada sampai di level ibu kota provinsi. Kini koran sudah ada sampai ke tingkat eks karesidenan, bahkan ada juga koran yang khusus di satu kabupaten/kota saja. Karena itu, wajar jika jumlah koran dan total tiras koran terus meningkat.

Namun, untuk koran nasional justru mengalami penurunan. Koran nasional adalah koran yang terbit di Jakarta tetapi beredar di banyak wilayah di Indonesia— sesungguhnya tak benar-benar beredar di seluruh Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement