Senin 04 Jan 2016 10:40 WIB
Refleksi 23 Tahun Republika

Saatnya Menjadi Signature Media

Cover Republika edisi pertama tahun 1993
Foto:

Sejak awal, jumlah tiras media cetak di Indonesia jauh di bawah standar proporsi UNDP, yakni 1:10. Satu koran untuk 10 penduduk. Sedangkan, total tiras koran di Indonesia adalah 9,5 juta eksemplar. Bandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang 240 juta jiwa. Artinya, satu koran untuk 25 penduduk.

Dengan hadirnya media daring, maka mimpi untuk mencapai proporsi 1:10 harus dilupakan. Biarkan media cetak menjadi media premium. Karakter media cetak yang tertunda satu hari waktu terbitnya justru merupakan keunggulan tersendiri. Sifat media daring yang segera menjadikan media daring tak memiliki waktu untuk melakukan riset, pendalaman, dan kristalisasi serta sublimasi gagasan yang substantif. Hal itu pada ujungnya akan membentuk karakter wartawan yang berbeda pula.

Pada sisi lain, sifat media daring yang terus melakukan pembaruan berita juga menjadikan media daring kebanjiran berita. Dalam sehari, satu media daring bisa memasok hingga 700 berita. Sedangkan, media cetak justru makin mengurangi jumlah berita untuk tiap halamannya. Pada dekade 1990-an, satu halaman bisa berisi lebih dari 10 berita, bahkan ada yang hingga 20 berita. Kini, per halaman hanya menyajikan maksimal lima berita.

Dengan semua karakter itu, media cetak sedang menjadi signature media. Koran akan berisi berita-berita pilihan, berita berkedalaman, berita dengan visi yang kuat, dan tentu dengan desain yang kuat. Desain bahkan menjadi sajian tersendiri.

Pada saat musibah asap tahun lalu, Republika menutup halaman satunya dengan asap. Hal itu mendapat apresiasi yang luar biasa dari pembaca. Media-media internasional pun menjadikannya sebagai berita. Sebagian pembaca berujar, ini bukti bahwa koran punya tempat tersendiri. Halaman berasap itu diganjar piala oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Aqua Award.

Proses pembuatan halaman asap ini tak seketika. Ia memerlukan permenungan ide, bukan sekadar mengasapi halaman. Mencari foto yang kuat, seorang anak sedang bersepeda di tengah kepungan asap. Juga ada foto Presiden Jokowi sedang memimpin sidang kabinet terbatas soal asap. Dan sebuah kalimat pendek, diletakkan di ujung bawah: Saat tertutup asap, semua berita menjadi sulit dibaca. Semuanya menjadi satu kesatuan ide yang utuh.

Sampul halaman satu pada 2015 yang juga mendapat apresiasi dari pembaca adalah ketika Republika menerapkan teknik wood cutting atau cukil kayu. Teknik ini tak lazim di koran, tetapi Republika memanfaatkan teknik ini untuk menandai satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo- Wapres Jusuf Kalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement