REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Bali mengklaim permasalahan sampah menjadi penyebab utama banjir di daerah itu. "Kami tetap meningkatkan kewaspadaan mengantisipasi banjir akibat tersumbatnya aliran drainase air di wilayah Kota Singaraja," kata Kepala BPBD Buleleng, I Ketut Yasa di Singaraja, Senin (4/1).
Dia berpendapat, pengalaman banjir akibat hujan deras beberapa pekan sebelumnya, dapat kembali memicu banjir susulan khususnya di daerah-daerah kawasan pariwisata, dan pemukiman padat penduduk. Yasa menjelaskan, sampah sumber utama penyebab banjir itu berasal dari ketinggian air tertentu di Kota Singaraja. Diperkirakan banjir akan kembali terjadi, apabila intensitas hujan makin tinggi, tanpa diimbangi perubahan perilaku masyarakat membuang sampah sembarangan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, kawasan hulu daerah aliran sungai (DAS) ke arah hilir DAS, mudah meluap dalam kondisi hujan lebat atau sedang. Kondisi banjir luapan akibat tumpukan sampah di sungai, itu menjadi perhatian serius BPBD Buleleng.
"Sekarang kuncinya tinggal di penanganan sampah dimana terdapat beberapa titik kendala banjir akibat luapan sampah, di titik kawasan Kota Singaraja di Jalan Anggrek, Kampung Anyar, Kampung Baru, dan Jalak putih. Tersumbatnya saluran-saluran drainase membuat air banjir naik," paparnya.
Dia menegaskan, sampah dari sungai di hulu ke hilir ikut dipantau mengingat mudah memicu luapan air. Yasa mengatakan tim drainase dari Dinas PU dan DKP Buleleng sudah menyiagakan alat-alatnya.
Dia pun mengimbau masyarakat di daerah paling hulu, agar memikirkan warga yang tinggal bagian di hilir sungai. Yasa menegaskan agar warga jangan membuang sampah sembarangan ke sungai.
"Kami imbau masyarakat untuk membuang sampah, tolong jangan sembarangan di kali atau sungai di mana drainase juga bisa ikut tersumbat karena tumpukan sampah," ujarnya.