Sabtu 02 Jan 2016 06:15 WIB

Memaknai Hidup dengan Tafakur Akhir Tahun

Red: M Akbar
tafakur
Foto:

Cara terbaik untuk melihat apakah kita masuk dalam kategorisasi yang beruntung, merugi, atau celaka, sebenarnya cukup gampang. Cobalah kita melakukannya dengan tafakur diri di setiap waktu. Sederhananya mungkin kita ada waktu khusus sejenak dalam setiap hari untuk mengurai apa yang kita kerjakan dalam setiap harinya.

Apa kebaikan yang sudah kita lakukan, pun dengan keburukan dan kelalaian kita. Dari sinilah kemudian kita bisa tahu progress yang telah kita lakukan. Apakah kita menghasilkan progress yang naik dari sisi kebaikannya ataukah justru menurun. 

Bolehlah kita mulai dengan menganalisis amalan yaumi kita, tentang sholat fardhu kita, sholat sunnah kita, tilawah kita, sedekah kita hingga apakah kita sudah memberikan kemanfaatan untuk orang lain di hari itu.

Perlu juga kita renungkan apa saja kekhilafan yang telah kita lakukan di hari itu. Mungkin kita telah berkata kotor, mengumpat, menyakiti teman atau keluarga kita atau kita pernah berbohong atau bermaksiat sekalipun. Dari sinilah kemudian kita bisa mengetahui apakah kebaikan kita lebih banyak ketimbang keburukan kita, atau justru ada ketimpangan sebaliknya.

Tentunya kita bisa menginstropeksi diri untuk hari selanjutnya, agar kita makin baik timbangan kebaikan kita. Sembari kita beristighfar untuk memohon ampun kepada Allah atas segala khilaf dan kesalahan kita hari itu, karena boleh jadi sepanjang hari kita sama sekali beristighfar kepada-Nya.

Padahal kalau kita menilik seorang Rasulullah yang notabene sudah di jaga dari dosa, beliau selalu beristighfar dalam setiap harinya. Tak hanya sekali saja, namun lebih dari seratus kali. ''Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.'' (HR. Muslim)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement