Kamis 24 Dec 2015 12:33 WIB

Indonesia Tujuan Favorit Tenaga Kerja Asing

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Andi Nur Aminah
 Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid mengatakan, berdasarkan hasil survei dari HSBC Bank 2013 menunjukan Indonesia menempati urutan enam sebagai negara favorit bagi ekspatriat untuk mencari kerja. Urutan pertama adalah Swiss, kedua China, dan ketiga Qatar.

"Makanya tak mengherankan jika tenaga kerja asing (TKA) yang ada di Indonesia jumlahnya cukup banyak. Mereka  menduduki jabatan mulai dari level profesional, advisor/konsultan, manager, direksi, supervisor, teknisi hingga komisaris,"  katanya dalam acara Wisuda Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI, Rabu, (23/12).

 

Kondisi ini menggambarkan bahwa peta persaingan kerja telah dimulai. TKA sudah mulai ikut berkompetisi dengan tenaga kerja dalam negeri sejak 2013. TKA akan semakin bertambah dengan berlakunya MEA. Ini bisa menjadi ancaman jika tidak ada langkah antisipatif melalui peningkatan daya saing tenaga kerja kita sendiri.

Oleh karena itu, Edy mengatakan, diperlukan langkah serius untuk menghadapi tensi persaingan tenaga kerja yang akan semakin ketat tersebut. Lulusan perguruan tinggi harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder.

Menurutnya, sarjana harus memenuhi kebutuhan profesional, masyarakat, dunia kerja, dan generasi masa depan.  Dia menegaskan kompetensi keilmuan harus terus diasah tidak cukup hanya dengan selembar ijazah kelulusan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement