REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati tidak yakin turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan berpengaruh secara signifikan terhadap harga kebutuhan pokok.
Kebijakan penurunan harga ini sering terjadi baik di pemerintahan Joko Widodo maupun saat Presiden Susilo Bambang Yudoyono.
"Jokowi pernah menaikkan harga BBM Oktober lalu dan menurunkannya di Januari tetapi tidak bedampak apapun ,begitu juga yang dilakukan SBY saat menjabat telah menurunkan dua kali harga BBM," ujar dia kepada Republika.co.id, Rabu (23/12).
Menurut Enny, tidak ada pengaruhnya penurunan harga BBM terhadap kebutuhan pokok disebabkan oleh kekakuan harga. Pasar biasanya dikuasai oleh produsen yang dominan kekuatannya.
Mereka inilah yang menguasai harga pasar, sehingga pemerintah tidak mampu mengintervensi. Biasanya saat kenaikan harga BBM, produksi sangat berpengaruh.
Tetapi jika terjadi penurunan harga, maka pasar tidak dapat dipaksa turun. Ini jelas terdapat persaingan pasar tidak sehat.