Selasa 22 Dec 2015 02:33 WIB

Satu Keluarga Ini Ikut Menjadi Korban KM Marina Baru

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Tim SAR mengevakuasi salah seorang korban tenggelamnya KM Marina Baru 2B di Pelabuhan Lasusua Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Sinin (21/12).
Foto: Antara/ Jojon
Tim SAR mengevakuasi salah seorang korban tenggelamnya KM Marina Baru 2B di Pelabuhan Lasusua Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Sinin (21/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PALOPO -- Kapal KM Marina Baru 2B yang tenggelam sejak sabtu (19/12) masih menyisakan banyak cerita. Dari 118 penumpang yang terdaftar, baru 42 orang yang terselamatkan tim Sar dan nelayan sekitar. Namun tiga orang diantaranya meninggal dunia.

Salah satu korban yang masih belum diketemukan adalah‎ Nugroho. Pria 47 tahun yang bekerja di kantor perpajakan Kota Palopo‎ sampai hari ketiga pencarian masih belum juga diketemukan.

Aprioni (40) sahabat Nugroho menceritakan bahwa Nugroho sejatinya akan pulang ke Palopo setelah bekerja menjemput seluruh keluarganya yang berjumlah tiga orang, satu istri, Sri Suryani, dan dua orang anak, Eka dan Gian (nama panggilan).

Nugroho melakukan perjalanan dari Palopo menuju Kolaka pada, Jumat (‎18/12) menggunakan kapal sejenis. Setelah tiba di Kolaka, Nugroho kemudian menghubungi Aprioni bahwa kapal yang ditumpanginya hampir tenggelam karena ombak yang sangat tinggi.

"Dia (Nugroho) masih kontak saya. Bilang kalau sudah sampai dan cerita kapal yang dinaiki hampir tenggelam," ujar Aprioni setelah melakukan pencarian bersama BPBD Luwu, Selasa (22/12).

Sehari setelah ‎tiba di Kolaka, Aprioni kembali melakukan perjalanan dari Kolaka Utara menuju Palopo dengan kapal KM Marina 2B. Namun sebelumnya Aprioni telah mengirimkan semua barang bawaannya dengan bis dari Kolaka manuju Palopo.

Menurut Aprioni, dari keterangan keluarga korban yang ada di Palopo, ketika sesaat sebelum kapal tenggelam, anak pertama Nugroho, Eka, sempat mengabari saudaranya di Palopo bahwa kapal yang mereka naiki hampir tenggelam. Komunikasi ini disebut berlangsung sekitar pukul 15.30 WITA dan berlangsung sangat cepat.

"Dari telepon, Eka sudah menangis dan meminta adanya pertolongan kepada penumpang," papar Aprioni sesuai keterangan saudara Nugroho.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement