Ahad 20 Dec 2015 15:59 WIB

Kronologi Insiden Jatuhnya Pesawat TNI AU di Yogyakarta

Rep: c14/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas berjaga di dekat bangkai pesawat Golden Eagel (T-50i) Jet Trainer yang ditutup dengan terpal setelah jatuh di Komplek Akademi Angkata Udara, DI Yogyakarta, Ahad (20/12).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Petugas berjaga di dekat bangkai pesawat Golden Eagel (T-50i) Jet Trainer yang ditutup dengan terpal setelah jatuh di Komplek Akademi Angkata Udara, DI Yogyakarta, Ahad (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadispen TNI-AU Marsma Dwi Badarmanto mengatakan pesawat TNI AU yang jatuh di Yogyakarta dalam kondisi layak terbang. Pesawat milik TNI-AU di pinggiran kesatrian Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta, Ahad (20/12) pagi pukul 09.53 WIB mengalami insiden.

Insiden ini terjadi tepat ketika acara Gebyar Dirgantara 2015 berlangsung di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta. Sebelumnya, pada Jumat (18/12) pesawat dan semua yang terlibat di dalam Gebyar Dirgantara sudah berkumpul di Yogya. Kemarin, Sabtu (19/12), mereka sudah melaksanakan atraksi dan sukses.  "Kemudian; tadi pagi sebelum musibah terjadi, atraksi-atraksi atau demo udara sudah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, tetapi itulah musibah," kata dia.

Pesawat TNI AU T-50 Jatuh di Yogyakarta

Sebelum mengalami musibah, kata Dwi Badarmanto, pesawat itu dihadirkan sejak kemarin, Sabtu (19/20), dalam acara Gebyar Dirgantara tersebut. Pesawat itu merupakan buatan Korea Aero Industries (KAI), Korea Selatan, dan sedang memperkuat Skuadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Madiun tahun 2013. Pada 2013 pula pemerintah/Kemenhan membeli satu skuadron pesawat tersebut dari KAI, Korea Selatan, untuk TNI-AU.

"Pesawat T-50i Golden Eagle TNI-AU merupakan pesawat tempur latih yang tergolong baru," kata dia.

Pesawat TNI yang Jatuh dalam Kondisi Baru

Guna mengetahui penyebab kecelakaan, Kepala Staf TNI-AU langsung memerintahkan tim investigasi untuk berangkat ke lokasi. Dwi Badarmanto menyebutkan, Tim Panitia Penyelidik Kecelakaan Pesawat Terbang (PPKPT) tidak akan diberi batas waktu dalam bekerja untuk memastikan penyebab kecelakaan.

Apakah insiden ini disebabkan human error atau teknis pesawat terbang. Bagaimana pun, Dwi menegaskan, dua pilot pesawat nahas tersebut merupakan orang-orang pilihan.

"Mudah-mudahan, dalam waktu yang tidak terlalu lama kita tahu penyebabnya, sehingga kita bisa ambil kesimpulan, kemudian langkah-langkah ke depan apa yang akan kita ambil," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement