REPUBLIKA.CO.ID, SIBOLGA -- Setya Novanto akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya, sesaat sebelum Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR membacakan hasil sidang etik perkara pencatutan nama pimpinan negara. Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli turut mengomentari pengunduran kader Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut.
"Kami terimakasih kepada Setya Novanto Akhirnya mengundurkan diri, karena hukuman sosial dan hukuman moral dari rakyat itu nilainya sangat tinggi," kata Menteri yang mendapat julukan 'Rajawali Ngepret' tersebut usat menyerahkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan pada 1000 nelayan Sibolga dan Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Kamis (17/12)
Rizal berharap agar kasus tersebut bisa menjadi pelajaran bagi para pejabat lainnya di Indonesia agar tidak melakukan pelanggaran etik seperti itu.
"Mudah-mudahan para pejabat belajar untuk memisahkan diri. Kalau mau jadi pengusaha ya pengusaha, kalau mau jadi pejabat jadi pejabat," ucapnya.
Menurut menteri asal Padang tersebut, yang bikin rusak Indonesia selama ini karena pejabatnya terus bertindak sebagai pengusaha.
"Jadi kalau mau jadi pengusaha kita bantu. Tapi kalau mau jadi pejabat jangan datangkan kekuasaan itu," ujarnya
Rizal menambahkan, para elit tersebut sebenarnya juga tidak mempunyai hak untuk memperebutkan saham tersebut, justru kata dia, itu adalah hak rakyat.
"Jadilah pejabat yang baik. Ladeni rakyat, jangan juga sibuk dagang kekuasaan. Karena itu yang merusak Indonesia," jelasnya.