REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Acanthaster planci atau bintang laut merupakan organisme yang hidup di wilayah terumbu karang. Keberadaannya sangat penting untuk menjaga keseimbangan populasi karang.
Sayangnya, saat ini jumlah populasi bintang laut terlalu berlebih dan dapat menyebabkan kerusakan pada terumbu karang. Karena koral merupakan makanan utama organisme tersebut.
Karena itu, menurut ahli kesehatan UGM, Muhammad Janib Achmad, perlu dilakukan kontrol penanggulangan yang efektif untuk menghadapi peledakan populasi bintang laut. Namun kini pemanfaatan bintang laut masih membutuhkan biaya mahal.
“Salah satu alternatif yang dapat dilakukan ialah dengan memberikan nilai tambah secara ekonomis dari bintang laut ini. Di antaranya dengan memanfaatkan bioaktif yang dikandung oleh bintang laut ini,” ujarnya saat mengikuti ujian terbuka program doktor ilmu pertanian, Rabu (16/12).
Dalam disertasinya yang berjudul ‘Isolasi dan Karakterisasi Struktur Kimia Senyawa Imunomodulator dari Bintang Laut (Acanthaster planci)’, Janib meneliti peranan senyawa aktif yang berperan sebagai imunomodulator dari bintang laut. Dari hasil penelitiannya, ia memaparkan bahwa salah satu senyawa metabolit sekunder bintang laut memiliki potensi penting di bidang kesehatan dan farmakologi.
Senyawa imunomodulator yang ditemukan dalam bintang laut dapat mempertahankan dan mengembalikan keseimbangan sistem imun dalam tubuh. Senyawa tersebut sangat potensial dikembangkan untuk mengatasi masuknya mikroorganisme penyebab infeksi.
Karena itu pemanfaatan organisme ini sangat penting. Baik untuk pelestarian terumbu karang maupun untuk manfaat kesehatan.
“Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya kelautan sebagai potensi ekonomi yang dapat diaplikasikan dalam bidang kesehatan dan akuakultur,” kata dia menjelaskan.