Rabu 16 Dec 2015 16:27 WIB

Musim Hujan Bikin Takut Petani Sayur Mayur Rugi

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Karta Raharja Ucu
Harga Sayur Mayur: Sayur & Buah Dijual Online: Pedagang memilah sayur mayur di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (24/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Harga Sayur Mayur: Sayur & Buah Dijual Online: Pedagang memilah sayur mayur di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (24/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Melonjaknya harga sayur mayur di tingkat eceran Kabupaten Banyumas, dinilai karena menurunnya pasokan dari petani. Sugito (52 tahun), Kepala Desa Serang Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga yang wilayahnya merupakan sentra penghasil sayur, mengatakan kebanyakan petani di desanya saat ini baru mulai memasuki masa tanam.

Namun akibat hujan yang sering turun, banyak tanaman sayur yang juga mengalami busuk. "Hal inilah yang menyebabkan harga sayuran mengalami kenaikan cukup tinggi," kata dia menjelaskan, Rabu (16/12).

Menurut dia, lahan pertanian di Desa Serang yang saat ini sedang memasuki musim tanam, ada sekitar 400-500 hektare. Sedangkan di desa tetangga atau Desa Kutabawa, diperkirakan mencapai sekitar 300 ha.

(Baca Juga: Harga Sayur Mayur Terus Melonjak)

Dia menyebutkan, harga sayur-mayur yang tinggi seperti sekarang, bukan berarti petani di daerahnya bisa mendapat keuntungan cukup besar. "Wong ada panen saja tidak, bagaimana bisa mendapat untung," ucap dia.

"Bahkan," kata dia melanjutkan, "banyak petani khawatir mendapat kerugian besar, karena hujan yang terjadi terus menerus bisa menyebabkan tanamannya yang busuk akan semakin meluas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement