REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais tiba-tiba muncul di depan ruang sidang Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI, yang sedang meminta keterangan Menko Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (14/12).
Mantan ketua MPR RI itu mengaku kedatangannya ke Senayan tidak berkaitan dengan jalannya sidang kini, melainkan akan menghadiri sebuah acara di Fraksi PAN DPR RI. Namun, Amien mendorong MKD adil dalam menjatuhkan vonis atas Ketua DPR RI Setya Novanto, yang juga koleganya di Koalisi Merah Putih.
Untuk itu, lanjut dia, MKD harus pertama-tama mendapat bukti autentik rekaman suara yang memuat pencatutan nama Jokowi-JK. Sesuai aduan Menteri ESDM, Setya Novanto dan pengusaha Riza Chalid telah meminta rente 20 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) kepada Presiden Direktur PTFI Maroef Sjamsoeddin. Amien juga mendorong agar MKD berani memanggil paksa Riza.
"Yang salah mesti diberikan hukuman. Mudah mudahan rekaman yang asli bisa diperoleh. Mudah-mudahan Riza Chalid juga bisa didatangkan. Mudah-mudahan pak Luhut keterangannya juga cukup menyeluruh," kata Amien Rais di Gedung DPR, Jakarta, Senin (14/12).
(Baca: Luhut Bantah Minta Saham Freeport)
Sebelum ke lokasi, Amien mengaku sudah bertemu dengan Setya Novanto berkali-kali. Dia menjelaskan, Setya bersalah bila fakta memang sesuai dengan apa yang diperdengarkan dalam rekaman suara yang dibawa Sudirman Said ke MKD. Namun, hal itu harus melalui validasi bukti autentik.
Karena itu, kata Amien, dirinya tak mendorong Setya Novanto mundur dari kursi ketua DPR. Justru ia mendorong Setya agar blak-blakan membuka kedok Freeport. Meski dalam panggilan teranyar, sidang etik MKD terhadap politikus Golkar itu justru berlangsung tertutup.
"Saya ketemu berkali-kali. Saya bilang, Pak Setnov, Anda harus jadi orang yang laki-laki. Jangan mundur. Semua anda buka apa adanya. (Tanggapan Setya Novanto) iya, pak. Bismillah," ujar Amien Rais.