Ahad 13 Dec 2015 17:54 WIB

Cegah Kematian Ibu dan Bayi dengan 4 'Ter'

Rep: C27/ Red: Didi Purwadi
Kepala BKKBN, Surya Chandra Suropaty memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara Lokakarya Optimalisasi Kampanye Pilkada di Gedung BKKBN, Jakarta, Senin (22/6).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Kepala BKKBN, Surya Chandra Suropaty memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara Lokakarya Optimalisasi Kampanye Pilkada di Gedung BKKBN, Jakarta, Senin (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Jumlah kematian ibu dan bayi terus meningkat. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra Surapaty mengatakan, seharusnya angka kematian ibu dan bayi dapat berkurang dengan perencanaan berkeluarga sejak dini.

"Untuk mencegah kematian ibu, ada empat ter yang perlu diperhatikan," ujar Surya saat memberikan kuliah umum di UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Sabtu (12/12).

Surya menjelaskan, ketika seorang ibu terlalu muda melahirkan atau di bawah usia 21 tahun akan lebih berisikio karena sel dalam tubuhnya belum benar-benar siap. Kemudian, terlalu tua melahirkan atau lebih dari 35 tahun juga menjadi penyumbang kematian ibu dan bayi.

Surya melanjutkan, dengan terlalu rapat dalam melahirkan, seharusnya seorang ibu minimal 3 tahun dalam jarak kelahiran. Selain mengurangi risiko kematian, dengan jarak tiga tahun cukup untuk memberikan asi eksklusif bagi bayi selama dua tahun.

"Dan ter yang keempat adalah terlalu banyak anak," ujar Kepala BKKBN.

Jika dulu ada pepatah yang mengatakan banyak anak akan membawa kelimpahan rezeki, manurut Surya, saat ini pepatah tersebut tidak bisa ditelan mentah-mentah. Karena dengan anak berkualitas justru yang membuat keluarga akan lebih aman dan sejahtera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement