Ahad 13 Dec 2015 12:50 WIB

Indonesianis Asal AS, Ben Anderson Meninggal di Malang

Rep: Lintar Satria/ Red: Karta Raharja Ucu
Ben Anderson
Foto: IST
Ben Anderson

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Benedict Richard O'Gorman Anderson atau Ben Anderson, Indonesianis dari Universitas Cornell, Amerika Serikat, dikabarkan meninggal dunia, Ahad (13/12) 2015. Jenazah Ben kini disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa, Jalan Demak, Surabaya, Jawa Timur.

Ben datang ke Indonesia untuk mengisi kuliah umum bertema anarkisme dan nasionalisme di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/12) kemarin. Kuliah umum itu diselenggarakan penerbit Marjin Kiri, Program Studi Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, dan Majalah Loka.

Ben Anderson adalah ilmuwan terkemuka dalam studi tentang Indonesia. Karya-karyanya banyak yang menjadi karya klasik yang wajib dibaca oleh kaum akademisi Indonesia. Ia berkarya dan mulai menulis penelitian-penelitian tentang Indonesia sejak awal 1960.

Di masa hidupnya, Benedict Anderson dikenal sebagai sejarawan – Indonesianis yang banyak mendedikasikan ilmunya untuk menulis tentang Nusantara. Salah satu karyanya adalah Language and Power: Exploring Political Cultures in Indonesia, kumpulan essai dari 1966–1985.

Jasa Ben Anderson bagi Indonesia salah satunya adalah mendedikasikan penelitian selama 40 tahun untuk menemukan identitas penulis asli buku “Tjamboek Berdoeri Indonesia Dalem Api dan Bara”. Namanya terkenal karena buku Imagined Communities yang menjadi karya klasik dalam ilmu sosial dan ilmu politik yang dianggap membuka banyak pemikiran baru dalam kajian nasionalisme dan konsep-konsepnya.

Benedict R. O’Gorman Anderson lahir di Provinsi Yunnan, Cina, pada 26 Agustus 1936. Saat ini ia menjabat sebagai Profesor Aaron L Binenkorb pada studi internasional, profesor pada bidang pemerintahan dan studi Asia serta masih menjabat sebagai direktur di Cornell Modern Indonesia Project.

Pria yang berasal dari sebuah keluarga Anglo-Irlandia itu sempat dilarang masuk ke Indonesia oleh Presiden Suharto karena tulisannya yang disebut "Cornell Paper" soal Gerakan Partai Komunis Indonesia pada 1965. Dia baru berkunjung lagi ke Indonesia pada 1999 setelah rezim Orde Baru tumbang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement