Ahad 13 Dec 2015 10:20 WIB

Proyek Tol Cimanggis-Cibitung Terkendala Pembebasan Lahan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: M Akbar
Pembangunan ruas Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) berlangsung di Cimanggis, Kota Depok.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pembangunan ruas Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) berlangsung di Cimanggis, Kota Depok.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendorong percepatan pembangunan proyek Jalan Tol Cimanggis-Cibitung. Saat ini, proyek pemerintah tersebut terhambat soal pembebasan lahan.

Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jabar, Iwa Karniwa, proyek Jalan Tol Cimanggis-Cibitung merupakan bagian dari proyek Kementerian PU Pera. Karena itu, pihaknya sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat punya tugas untuk membantu mengatasi masalah yang menghambat proyek tersebut.

"Proses Tol Cimanggis-Cibitung ini masih punya banyak masalah terutama di pembebasan lahan," ujar Iwa, Ahad (13/12).

Menurut Iwa, dari hasil pemantauannya di lapangan, menunjukan pembebasan lahan proyek ini terhambat karena pengembang perumahan Raffles Hills tidak mau membebaskan lahannya. Perumahan tersebut berada di 2 wilayah yakni Kota Depok dan Kota Bekasi.

Iwa mengatakan, Pihak Panitia Pembuat Komitmen Pengadaan (PPK) tanah tol ini sudah berupaya melakukan langkah persuasi. Namun, PT Gunung Subur sebagai pengembang Raffles belum merespon secara positif. Sekitar, 500 meter dari perumahan tersebut, berada di Depok dan 400 meter di Bekasi.

"Kami minta mereka (perumahan Raffles) bersikap akomodatif karena pembangunan mesti tuntas di akhir 2016," katanya.

Iwa mengatakan, Jalan Tol Cimanggis-Cibitung seksi 1A mulai dari Sta 23+900 sampai dengan Sta 27+070. Ini direncanakan punya panjang sekitar 3,5 kilometer yang dikerjakan oleh PT Cimanggis-Cibitung Toll Way.

Menurutnya, kehadiran jalan tol ini sudah sangat dinanti masyarakat karena menjadi salah satu andalan untuk mengatasi kemacetan di wilayah Kota Depok, Kota Bekasi yang merupakan penyangga ibu kota. Jalan tol ini Bagian dari Jakarta Outer Ring Road (JORR).

Melihat kondisi tersebut, kata dia, proyek ini harus dikebut untuk mengejar target pengoperasian pada awal 2017. Dari total kebutuhan lahan seluas 28 hektare, pembebasan lahan yang terealisasi baru mendekati 1 hektare atau secara panjang baru 200 meter dari total kebutuhan 3.500 meter.

"Pemprov berkomitmen membantu mengatasi masalah pembebasan lahan proyek tersebut melalui langkah taktis dan sinergis dengan Pemkot Depok dan Bekasi," katanya.

Meski sempat diterpa isu perubahan lokasi, kata Iwa, tersebut tidak benar. Karena, lokasi tol yang direncanakan saat ini dinilai sudah sangat efektif dan efisien. Pemprov sendiri menargetkan proses pembebasan dapat selesai di Desember 2015 atau di Januari 2016.

"Untuk pembebasan lahan ini, pemerintah hanya bis memberikan harga yang wajar melalui apraisal (penaksiran) yang dilakukan oleh negara," katanya.

Perlu diketahui, Tol Cimanggis-Cibitung memiliki total panjang 26 kilometer. Selain Kota Depok (700 meter) dan Kota Bekasi (3,8 kilometer), tol ini juga akan melintasi Kabupaten Bogor (7 kilometer) dan Kabupaten Bekasi (14,6 kilometer).

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Tanah Tol Cimanggis-Cibitung Kementerian PU Pera, Nunu Nugraha mengatakan terdapat tambahan anggaran untuk pembebasan lahan sebesar Rp24 miliar dan Rp54 miliar sehingga angka konsiasinya mencapai Rp126 miliar.

Kemen PU Pera, kata dia,  telah melakukan penajaman dengan pihak BPN agar anggaran yang terserap bisa Rp1 triliun. Angka ini optimistis dapat tercapai karena proses pembebasan sudah mulai berjalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement