Jumat 11 Dec 2015 16:13 WIB

Bandara Malang Ditutup Akibat Sebaran Abu Vulkanik Gunung Bromo

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Material debu vulkanik terlihat keluar dari kawah Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (10/12).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Material debu vulkanik terlihat keluar dari kawah Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (10/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Akibat erupsi Gunung Bromo aktivitas penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, ditutup pada Jumat (11/12) pagi tadi. Penutupan mulai pukul 09.35 WIB. Kepala UPTD Bandara Abdulrachman Saleh Suharno mengatakan penutupan ini dilakukan karena dikhawatirkan abu vulkanik akan menganggu penerbangan.

"Sehari ada sembilan penerbangan, dua sudah dapat landing sebelum ditutup. Sisanya harus dialihkan ke Juanda," katanya, di Malang, Jumat (11/12).

Ia menjelaskan dari tujuh penerbangan yang akhirnya dialihkan, satu penerbangan tujuan Malang-Bali, sedangkan enam penerbangan lainnya tujuan Malang-Jakarta, dan sebaliknya. Satu penerbangan untuk tujuan Malang-Bali dimiliki maskapai Wing Air.

Ia mengatakan tidak mengetahui sampai kapan penutupan aktivitas bandara akan dilakukan. Namun, upaya pencarian informasi mengenai penyebaran abu vulkanik Gunung Bromo terus dilakukan.

"Kami terus berkoordinasi untuk mengetahui kondisi terkini," ujarnya.

Sementara itu, calon penumpang masih terlihat hilir mudik di bandara Abdulrachman Saleh. Sebagian calon penumpang akan mengalihkan penerbangan dari Bandara Juanda.  Sejumlah maskapai ada yang memfasilitasi menggunakan armada bus.

Ada empat bus yang disediakan maskapai Batik Air berjejer di halaman parkir. Bus rencananya untuk mengangkut para calon penumpang menuju Sidoarjo.

Jika kondisi abu vulkanik Gunung Bromo belum berubah, penutupan rencananya diperpanjang pada Sabtu (12/12) pukul 09.30 WIB. Kendati demikian kondisi sewaktu-waktu bisa berubah, karena itu masyarakat diharapkan agar bisa memanfaatkan moda lain untuk menghindari kemungkinan terburuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement