REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kiai Haji Abdul Aziz Mansyur wafat pada Senin (7/12) dini hari. Selama ini Kiai Aziz dikenal sebagai ulama alim yang teguh pendirian. "Kyai Aziz orangnya alim. Sangat sederhana dan teguh pendirian," kata Sekretaris Jenderal DPP PKB, Abdul Kadir Karding saat dihubungi Republika, Senin (12/8).
Karding mengatakan Kiai Aziz pandai berpidato. Seperti kebanyakan Kiai Nahdlatul Ulama (NU), Kiai Aziz senang menyisipkan perumpamaan dan lelucon dalam pidatonya. Sehingga jamaah selalu merasa segar mendengar tausiah Kiai Aziz.
Selain menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro PKB Kiai Aziz juga mengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatunnasyiin Paculgowang, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur. Tak heran jika pemahaman keislaman Kiai Aziz sangat mumpuni.
Karding mengatakan bagi PKB Kiai Aziz ialah sosok yang pemersatu para kiai, termasuk kiai kampung. Kiai Aziz tidak hanya menguasai ilmu-ilmu fiqih, namun juga mampu mengontekskan ajaran Islam dengan lokalitas Indonesia. "Bagi PKB beliau ini yang memperkuat dan merajut para kiai. Beliau ini termasuk Kiai yang menggerakan Islam Nusantara," kata Karding.
Kiai Aziz terpilih untuk kedua kalinya sebagai Ketua Dewan Syuro PKB saat Muktamar PKB ke-3 di Surabaya, September 2014 lalu. Dia terpilih secara aklamasi mendampingi Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum PKB.
Kiai Aziz menghembuskan nafas terakhir karena menderita penyakit jantung di Rumah Sakit Graha Amerta Surabaya. Jenazah ulama berusia 7 tahun itu dimakamkan di Kompleks Pesantren Tarbiyatunnasyiin Paculgowang, Jombang.