Sabtu 05 Dec 2015 21:15 WIB

Kembangkan Bangunan Heritage, Menpar Berencana Gandeng Paradores

Menteri Pariwisata Arief Yahya berfoto bersama Menteri Pariwisata Spanyol Isabel Maria Borrego Cortes (tengah).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Kereta kencana yang akan digunakan dalam kirab Pergelaran Agung Keraton Sedunia (World Heritage Festival) di Halaman Silang Monas, Jakarta.

Menpar berencana untuk menggandeng Paradores dalam mengelola potensi bangunan heritage di Indonesia. "Karena itu kami tawarkan dengan dua skema, mereka investasi ke Indonesia? Atau menjadi konsultan dari perencanaan, metodologi sampai operasional hotel dan restoran klasik,” kata Menpar yang mantan dirut PT Telkom itu.

Indonesia kaya akan bangunan heritage. Dari Medan, Jakarta, Bandung, Bogor, Cirebon, Semarang, Jogja, Solo, Magelang, Surabaya, Malang, Bali, Lombok, Ternate, Makasar, Ambon, Manado, banyak gedung bekas kantor VOC dan kerajaan. “Value-nya akan meningkat tajam, jika itu menjadi heritage hotel & restorant. Kawasan itu juga ikut terangkat. Kota itu punya destinasi baru, yang selama ini sering disebut Kota Tua, atau Kota Lama,” ungkap Arief.

“Paradores sudah pengalaman sejak Indonesia baru mencanangkan Sumpah Pemuda, 1928. Ibaratnya, kita memulai dari akhir, tidak perlu habis energi untuk jatuh bangun dan berdarah-darah seperti pengalaman Paradores menemukan metodologi. Biarkan itu menjadi sejarah pengalaman mereka saja. Kita start dari finish,” paparnya. Menpar mengatakan, pihaknya akan segera mendata potensi heritage yang dimiliki Indonesia.

CEO Paradores Group, Angeles Alarco Canosa didampingi damping Juan Carlos Sanchez dan Laura Arias Cubria mempresentasikan konsep dasar chain hotel yang sudah 85 tahun jatuh bangun itu kepada Menpar Arief Yahya yang didampingi Deputi Pemasaran Mancanegara I Gede Pitana, Asdep Markom Noviendi Makalam dan Dubes RI untuk Spanyol Yuli Mumpuni Widarso.

“Tiga hal yang harus dianalisa detail untuk memutuskan sebuah bangunan bersejarah itu layak disulap menjadi heritage hotel apa tidak,” kata Carlos Sanchez. Menurut dia, tim dari Paradores sudah menemukan metodologinya. Pertama, kata dia, desain arsitekturnya itu menentukan 45 persen sukses. Kalau bentuk dasarnya sudah cantik, indah, klasik, khas dan menonjol, persentasenya paling besar untuk berhasil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement