REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta, pemberantasan korupsi lebih mengutamakan aspek pencegahan. Menurutnya, meski sudah banyak koruptor yang ditangkap dan diadili, masih saja ada pejabat negara yang nekat korupsi.
''Kalau orang makin banyak masuk penjara, itu bukan keberhasilan tapi kegagalan. Karena itulah unsur pencegahan menjadi penting,'' kata JK, saat berpidato dalam acara konferensi nasional pemberantasan korupsi, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/11).
JK memaparkan, selama 13 tahun upaya KPK memberantas korupsi sudah luar biasa. Tidak ada negara di dunia seperti Indonesia yang masif dalam mengungkap kejahatan-kejahatan korupsi.
Selama ini, JK menjelaskan, sudah ada 8 menteri, 19 Gubernur, 44 anggota DPR, serta 4 ketua Umum partai yang telah masuk bui akibat menyalahgunakan wewenangnya.
''Karena itulah presiden dan saya bertekad untuk menyelesaikan apa yang terjadi. Kita tidak jalan mundur lagi terhadap apa yang terjadi,'' ujar dia.
Saat ini, kata dia, korupsi danmenyalahgunakan wewenangnya justru terjadi di lembaga tertinggi negara. Karena itu Ia mengajak semua pihak agar selalu berusaha melakukan bersama-sama memberantas korupsi.
''Tingginya tingkat korupsi di Indonesia. Karena penggunaan kekuasaan untuk memperkaya diri sendiri,'' ucap JK.