Senin 30 Nov 2015 08:43 WIB

Tiba di Paris, Jokowi Didesak Tegaskan Komitmen Penurunan Emisi

Rep: C25/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden RI, Joko Widodo
Foto: ROL/Afif Rahman Kurnia
Presiden RI, Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran Jokowi di Conference of Parties (COP) 21 diharapkan dapat menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi. Selain itu, Jokowi diharapkan dapat menegaskan sistem kelola, untuk tidak lagi diserahkan kepada pasar dan korporasi.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menuturkan sejumlah desakan kepada Presiden Joko WIdodo, seiring kehadirannya di COP 21 di Paris, Senin (30/11). Dalam pidatonya di UN Framewok Convention of Climate Change, Jokowi diharapkan dapat menyampaikan komitmen pemerintah Indonesia, untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dengan garis dasar yang jelas.

Garis dasar sendiri harus ditentukan, dengan melakukan perhitungan atas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia, serta dari sektor energi kotor seperti batubara. Selain itu, WALHI meminta Jokowi dapat melakukan koreksi, atas kontribusi negara dalam pengendalian perubahan iklim yang belum menunjukkan kontribusi, dengan indikasi penurunan yang hanya 29 persen.

"Kami berharap Presiden Jokowi menyampaikan komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca," ujar WALHI dalam pesan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (30/11).

Jika pemerintah Indonesia memang memiliki komitmen untuk membangun ekonomi yang berkelanjutan, pemerintah Indonesia tidak boleh lagi menyerahkan kepada pasar dan korporasi. WALHI berpendapat dengan memberikan keleluasaan kepada pasar dan korpirasi, pemerintah hanya akan memuluskan komodifikasi dan finansialisasi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.

Dalam pidato di UNFCCC, WALHI juga berharap Presiden Joko Widodo bisa secara lantang mengakui dan menjadikan model kelola rakyat yang berbasiskan pada kearifan lokal, sebagai upaya mitigasi perubahan iklim. Dengan begitu, sistem yang berjalan tidak lagi diserahkan kepada korporasi, termasuk mereka yang selama ini menggunakan pakaian restorasi ekosistem.

"Kami percaya ekonomi bangsa akan lebih berkelanjutan dan berkeadilan jika dikelola oleh rakyat dengan kearifan dan pengetahuan lokal yang dimiliki," kata WALHI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement