Kamis 26 Nov 2015 20:40 WIB

TNI AU Bantah Beli Helikopter Atas Renstra Presiden

Rep: C93/ Red: Ilham
KSAU Marsekal Agus Supriatna.
Foto: Republika/Wihdan H
KSAU Marsekal Agus Supriatna.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Agus Supriatna mengungkapkan, renstra (dokumen perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapi dalam kurun waktu 1-5 tahun) pembelian helikopter AgustaWestland (AW-101) adalah renstra TNI AU. Ini sekaligus membantah bahwa pembelian helikopter itu bukan atas renstra presiden.

"Tapi kok orang berbicaranya lain, memutar balikan. Ada yang bilang oh ini untuk presiden dengan menggunakan nggarannya Setneg ke presiden. Bukan, ini renstranya TNI AU sesuai dengan pagu indikatif," kata Agus di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (26/11).

Agus mengatakan, TNI AU berencana membeli enam pesawat angkut berat AW-101 karena pesawat hercules tipe B sudah berumur lebih dari 30 tahun. Alasan memilih helikopter angkut berat tipe AW 101 juga kerena sesuai dengan kebutuhan, di mana pesawat tersebut bisa mengangkut barang di atas 4 ton.

"Dengan pagu anggaran yang ada, kita bisa membeli helikopter AW 101 sebanyak enam pesawat," kata Agus.

Pria kelahiran Bandung tersebut memaparkan, selain membeli enam pesawat angkut berat, hasil kajian Skadronn VVIP juga menunjukan bahwa TNI AU membutuhkan pesawat untuk mengangkut tamu VVIP, termasuk Presiden, Wapres, dan tamu negara. Maka dari itu, TNI AU juga akan membeli tiga helikopter AW 101 yang dikhususkan untuk tamu VVIP.

"Dipilih pesawat AW 101 supaya pilot dan perawatannya sama dengan pesawat angkut berat," kata Agus.

Pria 56 tahun tersebut mengungkapkan, setelah dilihat dari pagu indikatif yang ada, ternyata TNI AU hanya mampu beli dua pesawat AW 101 yang dikhususkan untuk tamu VVIP. Akhirnya TNI AU mengajukan surat kepada Mabes TNI untuk mencari tambahan dana.

"Mabes TNI mengkaji kemudian diserahkan ke Kemhan, dari kemhan ke pemerintah, akhirnya kita dapat. Tapi tidak dari anggaran itu tapi dari anggaran lain, yakni rupiah murni, jadi kita bisa beli tiga," kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement