Kamis 26 Nov 2015 16:42 WIB

Pemprov NTB Tawarkan Sahamnya di Newmont ke Arifin Panigoro

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Areal tambang Newmont
Areal tambang Newmont

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Muhammad Amin mengaku mengapresiasi rencana pengusaha Arifin Panigoro yang akan membeli saham PT Newmont Nusa Tenggara (NTT) hingga 76 persen. Bahkan, ia mengaku pihaknya membuka lebar kesempatan jika Arifin ingin membeli saham yang dimiliki pemerintah provinsi.

"Prinsipnya kita welcome, setiap investasi yang datang dan bisa meningkatkan kesejahteraan dan menguntungkan daerah, kenapa nggak," ujarnya kepada Republika.co.id di Kota Mataram, Kamis (26/11).

Ia menuturkan, apabila rencana tersebut terealisasi maka harus ada manfaat dari bagi pemerintah daerah. Apalagi rencananya Arifin Panigoro lewat Medco Energi akan membangun pabrik pemurnian mineral (smelter).

Menurutnya, Pemerintah Provinsi NTB memiliki saham melalui PT Daerah Maju Bersaing (DMB) dengan nilai mencapai Rp 3 triliun. Sehingga, apabila terdapat pihak yang ingin membeli saham maka Pemprov menginginkan adanya bagi hasil emas sebesar 3-5 persen.

"Umpama kita menjual karena menguntungkan maka, kita minta golden share 3-5 persen karena kita daerah penghasil," ungkapnya.

Amin menambahkan pihaknya menyerahkan semuanya kepada Gubernur yang juga pasti akan berbicara dengan menteri dan pemegang saham.

Sebelumnya, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), TGH Muhammad Zainul Majdi mengungkapkan masih menunggu informasi resmi terkait rencana pembelian saham PT Newmont Nusa Tenggara (NTT) sebanyak 76 persen oleh pengusaha Indonesia, Arifin Panigoro.

"Kita menunggu info yang resmi, saya belum mendengar hal tersebut," ujarnya.

Ia menuturkan, belum mendengar informasi terkait rencana pembelian saham tersebut secara langsung. Oleh karena itu, pemerintah provinsi masih akan menunggu informasi yang resmi.

"Pemprov belum bisa berkomentar banyak tentang hal ini karena belum mendapat informasinya," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement