Rabu 25 Nov 2015 10:57 WIB

Rehabilitasi Rumah yang Rusak Akibat Gempa Alor Terkendala Data

Gempa Bumi
Gempa Bumi

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Rehabilitasi kembali rumah penduduk yang hancur akibat gempa Alor di Kupang masih belum dilakukan. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Melchias J mengatakan, hal tersebut lantaran data kerusakan yang belum lengkap.

"Data-data yang harus dilengkapi adalah foto bangunan rumah yang rusak, dan data pemilik rumah untuk kepentingan pembuatan dokumen perencanaan rehabilitasi gempa Alor," kata Melchias di Kupang, Rabu.

Dia mengemukakan, hal itu berkaitan dengan langkah darurat yang harus dilakukan untuk memulihkan situasi, terutama bagi warga yang kehilangan tempat tinggal serta fasiltas umum lainnya yang rusak akibat gempa di Alor.

Pembangunan rumah-rumah penduduk ini penting segera dilakukan mengingat daerah itu akan memasuki musim hujan. Sementara warga yang kehilangan rumah akibat gempa masih bertahan di tenda-tenda darurat dan rumah-rumah keluarga.

"Kita ingin rehabilitasi bisa cepat dilakukan, tetapi data-data mengenai kerusakan bangunan rumah penduduk, sampai hari ini belum rampung," ucapnya.

Menurut dia, BPBN memerlukan data-data berupa foto bangunan yang rusak, serta data diri pemilik rumah. Data ini diperlukan untuk mencegah agar bantuan yang diberikan benar-benar sesuai dengan sasaran.

Dia mengatakan, berdasarkan laporan sementara, ada ratusan rumah penduduk yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang melanda wilayah itu pada (4/11) 2015 lalu. Namun, laporan ini tidak disertai dengan data yang lengkap, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai acuan dalam membuat dokumen perencanaan.

"Artinya, harus jelas, berapa rumah yang rusak ringan, berapa yang rusak berat, siapa-siapa pemilik rumah itu dan foto dokumentasi bangunan rumah yang rusak," kata dia.

Dengan adanya dokumen yang lengkap, bantuan yang diberikan oleh pemerintah bisa benar-benar sampai ke sasaran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement