Jumat 20 Nov 2015 03:40 WIB

Hadapi MEA, Kemendikbud Beri Pelatihan Lembaga Kursus

Rep: C13/ Red: Winda Destiana Putri
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Foto: blogspot.com
Masyarakat Ekonomi ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Negara ASEAN termasuk Indonesia akan menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir tahun ini. Untuk menghadapinya, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah lembaga kursus dan pelatihan.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUDNI-Dikmas), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Harris Iskandar mengatakan, sebagai bentuk perhatiannya, pemerintah pun berupaya memberikan pelatihan nasional melalui Seminar Nasional serta Pameran Kursus dan Pelatihan bertemakan "Gerakan Indonesia Kompeten Strategi Menghadapi Persaingan MEA".

Kegiatan yang dihadiri 250 orang dari seluruh lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia ini berlangsung di Bandung, Jawa Barat dari 19 hingga 21 November 2015. "Acara ini fokus pada tiga hal, yakni bidang industri otomotif, kelautan dan pariwisata," ujar Harris.

Menurut Harris, industri otomotif merupakan tulang punggung industri dan industrialisasi Indonesia. Hal ini karena berperan penting dari sisi kontribusi pajak dan penyerapan tenaga kerja.

Berkenaan sektor kemaritiman atau kelautan, Harris menerangkan, ini sebagai prioritas, visi dan misi pemerintahan Joko Widodo. Pasalnya, potensi kemaritiman diyakini menjadi penyumbang devisa yang sangat besar jika dikelola dengan benar.

Sementara pada bidang pariwisata, Harris menjelaskan, pada delapan tahun terakhir, pertumbuhan pariwisata tertinggi di dunia berada di Asia Tenggara. Oleh sebab itu, peran sektor pariwisata bagi perekonomian bangsa sangat penting.

Pada 2013, Harris mengungkapkan, arus kunjungan wisatawan ke Asia Tenggara meningkat menjadi 12 persen atau 92,7 juta orang. Sementara pertumbuhan global hanya berkisar lima persen.

Pelaku bisnis yang juga pemilik sejumlah tempat pariwisata di Bandung, Ferry Trisanto menuturkan Indonesia telah memiliki kekayaan alam yang sangat besar untuk menjadi modal pariwisata. Namun pengetahuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang minim membuat modal tersebut belum tergarap dengan maksimal.

"Sebanyak 200 UKM kecil berhasil membesarkan saya. Mereka bisa membuat produk, tapi tidak bisa membuat packaging yang baik, dan juga target market yang kurang," ujar Ferry.

Menurut dia, konsep dalam mengembangkan pariwisata sangat penting. Pengetahuan pengembangan pariwisata memang sangat penting untuk dimiliki.

Maka dari itu, masyarakat sebagai kunci persaingan harus siap menghadapi persaingan global dengan penambahan pengetahuan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement