Rabu 18 Nov 2015 22:35 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Seribu Paling Rendah di Pemprov DKI

Rep: C37/ Red: Didi Purwadi
Kepala Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta, Doni P. Joewono (tiga kiri), dalam acara penyerahan program sosial layanan kas keliling dan edukasi kepada masyarakat kepulauan seribu, Jakarta, Selasa (17/11).
Foto: Republika/C37
Kepala Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta, Doni P. Joewono (tiga kiri), dalam acara penyerahan program sosial layanan kas keliling dan edukasi kepada masyarakat kepulauan seribu, Jakarta, Selasa (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, KEPULAUAN SERIBU -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Doni P Joewono mengungkapkan, DKI Jakarta merupakan salah satu kontributor utama perekonomian Indonesia, dengan porsi kegiatan ekonomi mencapai 16% PDB yang berasal dari Konsumsi RT (58,5%) dan investasi (46,4%). Namun, Kepulauan Seribu sebagai wilayah administratif Pemprov DKI Jakarta memiliki pertumbuhan ekonomi terkecil, yaitu sebesar 0.2 persen.

Doni menjelaskan, kecilnya pertumbuhan ekonomi Kepulauan Seribu merupakan bukti tidak terjadinya pemerataan pertumbuhan ekonomi di wilayah Jakarta. Tercatat Jakarta Pusat memakan porsi 26,5% dari pertumbuhan ekonomi Jakarta, diikuti oleh Jakarta Selatan sebesar 22,8%, Jakarta Utara 18,6%, Jakarta Timur 17,0%, Jakarta Barat 14,9% dan yang terakhir Kepulauan Seribu 0,2%.

"Padahal Kepulauan Seribu memiliki potensi yang sangat besar untuk mendukung kemajuan ekonomi," kata Doni usai memberikan bantuan program sosial Bank Indonesia kepada masyarakat Kepulauan Seribu di Pulau Untung Jawa, Selasa (17/11).

Menurutnya, sumber daya alam yang sangat mendukung di Kepulauan Seribu perlu dukungan dari berbagai pihak. Beberapa potensi sumber daya alam seperti hasil laut, perkebunan, serta tempat yang eksotis, lanjut Doni, masih memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak.

"Untuk itu peran seluruh pihak dalam kemajuan potensi ini menjadi sangat vital," ujar Doni.

Sementara itu, Bupati Kepulauan Seribu Budi Utomo menjelaskan, kecilnya pertumbuhan ekonomi Kepulauan Seribu disebabkan oleh belum siapnya masyarakat disana untuk menjadikan daerah mereka sebagai destinasi internasional yang akan dikunjungi oleh banyak wisatawan asing.

"Dengan bantuan dari BI ini, seperti RPTRA (Ruang Publik Terbuka Ramah Anak), diharapkan masyarakat Kepulauan Seribu menjadi dapat lebih mengembangkan produk-produknya dan juga memperhatikan sumber daya lingkungannya. Sehingga akan lebih menarik bagi wisatawan asing," kata Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement