Rabu 18 Nov 2015 13:20 WIB

Penutupan Jalur Pendakian Rinjani Murni karena Erupsi Barujari

Aktivitas Gunung Barujari yang berada di tengah danau Segara Anak mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Sembalun, Lombok Timur, NTB, Ahad  (25/10)
Foto: ANTARA FOTO/Lalu Edi
Aktivitas Gunung Barujari yang berada di tengah danau Segara Anak mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Sembalun, Lombok Timur, NTB, Ahad (25/10)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Penutupan jalur pendakian ke Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebetulnya jamak dilakukan karena faktor cuaca ekstrem. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Agus Budiono mengatakan, selain karena faktor bencana alam, penutupan jalur pendakian Gunung Rinjani secara resmi biasanya dilakukan pada Desember, atau ketika curah hujan sudah tergolong tinggi di atas gunung.

Hal itu dilakukan agar tidak membahayakan keselamatan jiwa pendaki. Namun, sebelum penutupan dilakukan, BTNGR terlebih dahulu berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi cuaca terkini.

"Kami biasanya menutup jalur pendakian mulai Desember sampai akhir Maret, kalau penutupan yang sekarang murni karena kondisi status Gunung Barujari," katanya, Rabu (18/11). 

Aktivitas letusan Gunung Barujari, saat ini cenderung menurun, meskipun erupsi masih terjadi terus-menerus. Namun, semua pihak diminta tetap waspada akan segala kemungkinan yang bisa terjadi.

Gunung Barujari dengan ketinggian 2.376 meter dari permukaan laut (mdpl) dan berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani meletus pada Ahad 25 Oktober 2015 lalu, sekitar pukul 10.45 WITA. Dan hingga saat ini masih mengeluarkan asap disertai abu vulkanik.

Gunung Barujari juga disebut anak Gunung Rinjani (3.726 mdpl) oleh masyarakat Pulau Lombok karena terbentuk di area Danau Segara Anak Gunung Rinjani pada 1944.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement