REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Lion Group Rusdi Kirana akan mensomasi Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Rusdi keberatan dengan pernyataan Menhub yang dilontarkannya Jumat (13/11) lalu.
Ada dua poin yang menjadi alasan Rusdi melayangkan somasi kepada Jonan, terkait tudingan bahwa Lion Grup akan menutup Bandara Budiarto supaya pembangunan Bandara Lebak berjalan lancar. Rusdi menilai, pernyataan Jonan tersebut telah mencemarkan nama baiknya.
"Rencana ini kita sampaikan ke Kemenhub, tapi sayang jawabnya tidak boleh," ujarnya di Lion Air Tower, Jakarta Pusat, Senin (16/11).
Meski mengaku menghormati keputusan tersebut, ia menyayangkan pernyataan Jonan yang menuding dia akan menutup Bandara Budiarto. "Tidak pernah ada dalam kajian kami Budiarto (Bandara, Red) untuk ditutup. Yang ada adalah pemanfaatan ruang udara yang bersama-sama, Soetta, Budiarto, dan Lebak," lanjutnya.
Selain itu, ia juga keberatan dengan pernyataan Jonan yang mengatakan jika Rusdi Kirana menjadi Menteri Perhubungan, silakan menutup Bandara Budiarto. Rusdi mengatakan dia tak pernah ada keinginan menjadi Menhub. "Saya tidak pernah ingin jadi menteri, saya ingin berbakti bagi negeri ini di bidang saya. Kami akan somasi Menhub hari ini," sambung dia.
Ia menambahkan, gara-gara pernyataan Jonan itu, ia mendapatkan begitu banyak pertanyaan dari rekan kerjanya. Hal itu membuatnya merasa kredibilitasnya terganggu.
Rusdi melanjutkan, sebagai pengusaha, ia sejatinya tidak ingin bermasalah dengan penguasa. Dia pun sudah memohon ke Menhub pada Sabtu (14/11) lalu untuk meralat pernyataannya. "Tapi sampai hari ini beliau tidak lakukan," katanya menambahkan.
Soal penolakan pembangunan Bandara Lebak, ia mengaku tidak mempermasalahkan karena bisa melakukan investasi di tempat lain. Menurutnya, pembangunan Bandara Lebak yang ditaksir mencapai angka Rp 17 triliun, juga menjadi bisnis dengan risiko yang tidak kecil. Angka tersebut belum termasuk pembangunan jalan tol.