REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Urusan Logistik (Bulog) bersama Pemerintah DI Yogyakarta (DIY) akan melakukan operasi pasar (OP) beras di lima kabupaten/kota. Langkah ini dilakukan karena harga beras di pasaran masih tinggi akibat mundurnya panen petani setelah kemarau panjang tahun ini.
Kepala Bulog DIY, Langgeng Adi Nugroho mengatakan, pihaknya sudah menerima permintaan OP beras dari Pemda DIY. Operasi pasar akan dilakukan mulai 20 November hingga 4 Desember 2015. "Harga beras di pasaran memang masih tinggi, meskipun sudah ada penyaluran beras miskin (raskin) ke 13 dan ke 14," katanya, Senin (16/11).
Ia berharap melalui OP tersebut harga beras di pasaran bisa turun. Karena masa panen masih awal 2016. "Saat ini kita tengah menunggu kuota OP dari Pemda DIY. Tetapii stok kita cukup," katanya.
Menurutnya, berdasarkan data hingga Ahad (15/11) stok beras yang ada di Bulog DIY mencapai 20.463 ton. Stok ini menurutnya, aman untuk penyaluran beras bagi masyarakat DY hingga Februari 2016. Stok ini juga sudah termasuk penyaluran raskin untuk Desember.
Harga beras untuk OP menurut Langgeng, juga masih menunggu keputusan Bulog pusat. Ia baru mengajukan harga OP tersebut ke Bulog pusat. Namun harga beras saat OP tersebut diperkirakan sekitar Rp 7.500 per kilogram. Beras untuk OP adalah beras sekelas raskin hasil serapan 2015.
Serapan beras yang sudah dilakukan Bulog DIY hingga Ahad (15/11) sudah mencapai 51.776 ton. Target serapan beras Bulog DIY tahun ini adalah 65 ribu ton. Hingga saat ini target tersebut baru tercapai 78,043 persen.
Meski begitu pihaknya tidak yakin target 65 ribu ton serapan tahun ini bisa tercapai. Hal ini lantaran masa tanam dan panen padi di DIY mundur akibat El Nino. "Saat ini saja sudah hujan namun belum merata hujannya jadi masa tanamnya dipastikan mundur," ujarnya.