REPUBLIKA.CO.ID, ANTALYA -- Masalah penanggulangan terorisme dan radikalisme menjadi salah satu isu penting dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang digelar di Antalya, Turki.
Dalam forum itu, Presiden Joko Widodo menyatakan kesiapan Indonesia untuk bekerjasama dengan negara-negara lain untuk memberantas terorisme.
"Pemerintah Indonesia siap untuk bekerjasama dengan masyarakat internasional dalam menghadapi ekstrimisme dan terorisme baik di dalam negeri maupun di seluruh dunia," ujar Presiden seperti dituturkan Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana, Senin (16/11).
Ia berpendapat, kerjasama internasional yang kuat utuk mengatasi ekstrimisme dan terorisme merupakan satu keharusan. Diperlukan pendekatan terpadu yang mengharuskan negara-negara bersatu untuk menghadapi ekstrimisme dan terorisme
(Baca: Penyerangan Bar di Paris Terjadi Saat Pertandingan Prancis vs Jerman)
Dalam Working Dinner Session KTT G-20 itu, Jokowi sekaligus memaparkan rahasia Indonesia menjadi negara Muslim terbesar di dunia yang demokratis.
Presiden mengungkapkan, Indonesia menerapkan kombinasi dua pendekatan dalam upaya mengatasi ekstrimisme, yakni pendekatan hukum serta pendekatan kebudayaan dan agama,
"Indonesia adalah laboratorium yang menunjukkan bahwa Islam, demokrasi, dan kemajemukan bisa berjalan beriringan. Kemajemukan dan toleransi merupakan kenyataan sehari-hari di Indonesia," ucap Jokowi.
(Baca juga: Ini Kronologi Penyerangan di Sekitar Stadion Stade de France)