Ahad 15 Nov 2015 17:49 WIB

Status Siaga Darurat Kekeringan di Sukabumi Belum Dicabut

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Friska Yolanda
 Petani sedang mengumpulkan padi yang mengalami kekeringan di Kampung Setu, Bekasi Barat, Kamis (30/7).  (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petani sedang mengumpulkan padi yang mengalami kekeringan di Kampung Setu, Bekasi Barat, Kamis (30/7). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Status siaga darurat kekeringan di Kabupaten Sukabumi hingga kini belum dicabut. Pasalnya hingga kini, masih ada sejumlah kecamatan yang mengalami kekeringan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Usman Susilo mengatakan, sejumlah daerah di utara Sukabumi telah mulai diguyur hujan. Namun hal ini berbeda dengan kondisi di selatan yang masih terdampak kekeringan. “Sehingga, status siaga kekeringan belum dicabut,” katanya kepada Republika.co.id, Ahad (15/11).

Hal ini misalnya terlihat di beberapa desa di Kecamatan Ciemas yang berada di ujung selatan Sukabumi. Di kawasan yang dekat dengan areal Taman Bumi Ciletuh tersebut banyak terdapat lahan pertanian yang mengering dan tanahnya terbelah akibat kekeringan.

Bahkan, saluran air di wilayah tersebut tidak terlihat sama sekali. “Memang hujan, tapi turunnya masih sekali-kali,” ujar salah seoran warga Tamanjaya, Kecamatan Ciemas, Nanang (45 tahun).

Akibatnya, lahan pertanian di daerah tersebut masih mengering dan belum bisa ditanami. Menurut dia, kawasan tersebut memang sudah rutin mengalami kekeringan ketika memasuki musim kemarau.

Kawasan lainnya yang masih merasakan kekeringan misalnya di Kecamatan Surade. “Hujan belum merata, sehingga sebagian petani belum menanam padi,” ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement