Sabtu 14 Nov 2015 02:30 WIB

Konsultan Israel Tinjau Pengolahan Air dan Limbah di Jayapura

Petugas menunjukan cara kerja mesin pengolahan air limbah di rumah pompa Kartini V Jakarta, Selasa (8/9).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Petugas menunjukan cara kerja mesin pengolahan air limbah di rumah pompa Kartini V Jakarta, Selasa (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Konsultan Israel Avi Markovich bersama rombongan meninjau pengolahan air bersih dan pengolahan limbah di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (13/11). Mereka terlebih dahulu mendatangi Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano.

Mereka menggelar pertemuan di ruang kerja wali kota Benhur guna membicarakan rencana kerja sama pengolahan air bersih dan juga pengolahan limbah di wilayah Kota Jayapura. Benhur Tommy Mano di sela-sela pertemuan mengatakan, konsultan dari Israel itu datang dalam rangka rencana pengolahan air bersih dan pengolahan limbah di Jayapura. (Baca Juga: Israel Tawarkan Teknologi Pengolahan Air di Papua). 

"Masyarakat di Kota Jayapura masih membutuhkan air bersih dengan jumlah penduduk yang begitu padat dan beberapa daerah kita seperti Muara Tami, ada beberapa kampung di dua kelurahan dan lima kampung di sana yang sangat membutuhkan air bersih," ujarnya.

Kehadiran konsultan dari Israel itu, untuk meliat langsung air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.

Menurut dia, ada hal-hal yang ke depan yang akan dikembangkan dan dikerjasamakan dengan Israel. Tujuannya untuk bisa mempermudah pengolahan dan pendistribusian air yang bisa digunakan.

Sementara itu Konsultan Israel Avi Markovich mengatakan, hal pertama yang harus dilakukan adalah memaksimalkan sumber daya air yang ada.

"Pertama kita harus memaksimalkan sumber daya air yang ada harus dikelola dengan baik. Kita amankan fasilitas yang sudah ada dengan demikian bisa terjamin pasokan air untuk memenuhi kebutuhan Kota Jayapura," katanya.

Selanjutnya, dia pun mengatakan semua orang di Kota Jayapura belum punya akses air bersih dari PDAM. Kemudian masalah masyarakat harus menggunakan air limbah rumah tangga, air limbah non industri atau dari manapun untuk diolah guna memenuhi kebutuhan irigasi sawah pertanian dan perkebunan.

"Jadi ini masih tahap awal tetapi kebutuhan untuk itu bisa dimungkinkan kerja sama, semua itu tergantung anggaran dan bila anggaran itu memadai maka dapat di pastikan semua orang di kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura akan mempunyai suplai air bersih selama 24 jam dan tujuh hari," ujarnya. 

Markovich  mengatakan teknologi pengolahan air yang ditawarkan itu sudah digunakan di banyak negara. Menurutnya, hasilnya pun sudah terbukti. 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement