REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menyayangkan komentar Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik yang menyebutk Indonesian Corruption Watch (ICW) menjadi penasehatnya. Ungkapan itu dinilai sama dengan menghina ICW sebagai lembaga pengawas korupsi.
"Aduh itu menghina ICW," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (11/11).
Menurutnya, ICW merupakan lembaga profesional yang mengawasi korupsi. ICW bekeja sama dengan Pemprov DKI untuk membuka data-data proyek pembangunan untuk mencari kontraktor yang buruk.
Ahok, sapaan akrabnya, menganggap ICW seperti satu keluarga dengan Pemprov DKI. ICW dinilai sudah banyak membantunya dalam mengawasi korupsi-korupsi. Keberadaan ICW, kata dia, membuat Pemprov mengetahui kemungkinan kecurangan sebuah perusahaan kontraktor. (Baca: ICW Disebut Melindungi Ahok)
Mantan Bupati Belitung Timur ini juga menambahkan jika ICW bukan berada di pihaknya. Apabila terbukti korupsi, ICW juga pasti akan menyerangnya. "Gimana kita bisa atur ICW. Kalau saya korup juga dihajar ICW," ujarnya.
Sebelumnya, Taufik menduga ICW menjadi penasehat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Hal ini diungkapkan setelah ICW diketahui melaporkan pejabat Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) DKI berinisial EDN ke Mahkamah Kehormatan Kode Etik BPK.
Menurut Taufik, seharusnya sebagai LSM pengawas korupsi, ICW mendukung pelaporan Ahok, terkait kasus Sumber Waras. "Kan namanya Indonesian Corruption Watch, mustinya dia ikut melaporkan Ahok yang diduga melakukan penyimpangan atas pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Ini kebalik ini dunia. Saya bilang, jangan-jangan ICW sudah menjadi penasehat Ahok," kata Taufik.