REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Jawa Tengah, mengimbau warga setempat untuk mewaspadai bencana tanah longsor karena musim hujan telah tiba.
"Dengan datangnya musim hujan, bagi warga yang di sekitar rumahnya ada rekahan-rekahan tahan, kami imbau untuk meningkatkan kewaspadaan terutama jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dalam kurun waktu dua hingga tiga jam," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas Prasetyo Budi Widodo di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Ahad (8/11).
Menurut dia, daerah rawan longsor di Kabupaten Banyumas tersebar di sejumlah kecamatan terutama yang berada di pegunungan seperti Gumelar, Lumbir, Patikraja, dan Somagede.
Selain tanah longsor, kata dia, sejumlah daerah di Kabupaten Banyumas juga berpotensi banjir saat musim hujan.
"Daerah rawan banjir atau genangan air di antaranya Desa Nusadadi dan Selandaka, Kecamatan Sumpiuh. Kalau Sungai Serayu jarang mengakibatkan banjir, paling airnya hanya naik, tidak sampai menyebabkan genangan air," katanya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya mengantisipasi terjadinya bencana tanah longsor maupun banjir. Pihaknya sempat menerima informasi ada rumah ambruk akibat longsor setelah hujan lebat pada Sabtu (7/11) sore. Akan tetapi setelah dicek oleh Tim Reaksi Cepat BPBD Banyumas, kata dia, kejadian tersebut bukan karena bencana tanah longsor namun disebabkan oleh kondisi teras rumah yang diduga sudah lapuk.
"Kejadian itu terjadi di Kelurahan Kedungwuluh RT 03 RW 08, Kecamatan Purwokerto Barat. Korban dalam kejadian itu adalah ibu Sukinem (70) dan sekarang dirawat di RSUD Banyumas," katanya.
Ia mengatakan bahwa berdasarkan kronologi kejadian yang diterima BPBD, peristiwa tersebut terjadi saat korban hendak melaksanakan salat Maghrib di teras rumah lantai dua. Akan tetapi teras rumah itu runtuh sehingga korban ikut terjatuh.