Jumat 06 Nov 2015 13:33 WIB

Tahun Baru Islam dan Tantangan Pasar Tradisional

Red: M Akbar
Sandiaga Uno

Sementara kekuatan ekonomi yang terbangun di pasar-pasar tersebut membuat mereka dipandang sebagai kebutuhan dibandingkan ancaman oleh penguasa yang dipimpin oleh raja-raja pada zaman itu. Bahkan hingga zaman Belanda, dalam batas-batas tertentu kaum pribumi masih menjaga kemerdekaannya di pasar-pasar. Lewat memoar Bung Hatta kita misalnya mengenal paman Bung Hatta Ayub Rais bersama dua saudara Djohan dan Djohor yang dikenal sebagai trio Minang penguasa Pasar Senen di tahun 1930-an.

Pasar yang dahulu secara sederhana didefinisikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli saat ini telah berkembang dalam berbagai bentuk. Dari toko serba ada dalam bentuk mini market, departemen Store, mall hingga e-commerce yang tengah marak saat ini. Pasar yang didefinisikan dalam bentuk sederhana tadi, sekarang kita kenal dengan sebutan pasar tradisional. Kesan umum tentang pasar tradisional adalah kumuh, tertinggal, tidak pasti dan tidak teratur.

Sementara pasar modern menawarkan kenyamanan, kepastian dan keamanan. Pelan tapi pasti para pedagang pasar tradional ini terus tergerus oleh outlet-outlet modern yang terus tumbuh dan berkembang. Gejala ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar tetapi telah merambah kota-kota kecil hingga kota kecamatan. Berdagang di pasar tradisional semakin lama terlihat bukan lagi sebagai pilihan yang masuk akal. Adakah ini sebuah keadaan yang harus kita terima sebagai kehendak zaman?

Sebagaimana Abdurrahman bin Auf empat belas abad yang lalu, saya percaya bahwa pasar tradisional masih menyediakan kesempatan yang luas bagi siapa pun yang mau berusaha. Para pedagang di pasar tradisional mewakili semangat kemandirian ekonomi, kemerdekaan bermimpi dan kesempatan untuk membangun integritas pribadi. Interaksi langsung yang terbangun antara penjual dan pembeli akan menautkan silaturrahmi di antara mereka.

Dan silaturrahmi adalah pintu rezeki, ketika kesempatan-kesempatan baru muncul sebagai akibat dari interaksi yang intens tersebut. Ekonomi Indonesia mungkin terlihat besar dengan pertumbuhan pasar-pasar modern tetapi tidak akan cukup kuat apabila tidak ditopang oleh kemandirian ekonomi para pedagang yang mewakili sektor usaha kecil dan menengah ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement