Kamis 05 Nov 2015 22:06 WIB

Selama Tujuh Hari, Keluarga Gelar Tahlilan untuk Marsim

Rep: C34/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Marsim, korban tewas akibat ditembak Serda YH.
Foto: Twitter
Marsim, korban tewas akibat ditembak Serda YH.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Keluarga Marsim bin Sarmani alias Japra (39 tahun), korban penembakan oleh TNI di Jalan Mayor Oking, Cibinong, Kabupaten Bogor, akan menggelar tahlilan untuk mendoakan almarhum selama sepekan. Tahlilan hari pertama telah dilangsungkan pada Rabu (4/11) malam.

"Selama tujuh hari berturut-turut akan kami gelar terus, nanti istirahat lalu dilanjutkan 14 hari, 40 hari, dan seterusnya sampai seratus hari," kata Rizal (28 tahun), kerabat almarhum, di rumah duka Jalan Kayu Manis, RT 02 RW 04, Kelurahan Cirimekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (5/11).

Selama sepekan pula, sejumlah personel TNI akan ditempatkan untuk berjaga-jaga dan membantu pelaksanaan tahlilan. Komandan Batalyon Intel Kostrad, Mayor Infantri Deni Eka mengatakan, hal itu sebagai wujud kepedulian TNI terhadap keluarga korban.

"Setiap hari minimal 10 orang akan ada di sini, saat jenazah datang hingga hari pemakaman malah lebih banyak lagi," ungkap Deni.

Deni yang telah menyampaikan permohonan maaf secara resmi kepada keluarga almarhum Marsim berterima kasih atas keterbukaan seluruh keluarga besar. Ia berkata, dana untuk pemakaman dan tahlilan sudah diserahkan, sementara bantuan biaya hidup serta dana pendidikan untuk istri dan kedua anak almarhum sedang dibicarakan.

Korban meninggalkan istri bernama Siti Masitoh, dua anak bernama Melania Sagita dan Irgi Ananda Shafa, serta seorang cucu yang baru berusia beberapa bulan.

Keluarga dan rekan-rekan korban masih menyimpan duka mendalam atas kepergian Japra. Terlebih, musibah itu sangat tak disangka-sangka.

Marsim yang di kampung lebih dikenal dengan nama Japra, dikenal sebagai sosok yang senang bergaul dan pekerja keras. Fahrurrozi, pengelola CV Bachir Electric, tempat korban bekerja, menginformasikan bahwa Japra kadang didaulat menyupir atau menjaga panel listrik.

"Kalau pulang sore, dia biasanya ngojek," ujar pria yang biasa dipanggil Oji itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement