Kamis 05 Nov 2015 16:56 WIB

Sumber Mata Air di Purwakarta Dijual Hingga Rp 2 Miliar Per Titik

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: Andi Nur Aminah
   Sesepuh desa memimpin doa di sumber mata air  pada 'Cihideung Festival 2013' di Desa Wisata Bunga Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (3/11).  (Republika/Edi Yusuf)
Sesepuh desa memimpin doa di sumber mata air pada 'Cihideung Festival 2013' di Desa Wisata Bunga Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (3/11). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Purwakarta memiliki sekitar 600 titik sumber mata air. Sumber mata air tersebut akan menjadi investasi DKI Jakarta. 

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengakui sudah menjalin pembicaraan dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) terkait investasi pembelian sumber mata air yang akan dilakukan Pemprov DKI. Dedi mengatakan, dari 600 titik mata air di Purwakarta, sebanyak 500 titik mata air akan diprivatisasi oleh Pemprov DKI Jakarta.

ke 100 titik mata air tidak bisa dimasukkan dalam proyek privatisasi karena ke 100 titik itu milik Perhutani. Sehingga akan sulit diprivatisasi.

Dedi mengatakan biaya untuk membeli sumber mata air itu bervariasi, tergantung dari luas lahannya dan nilai tanahnya. Tetapi, pihaknya telah menghitung biayanya antara Rp 50 juta sampai Rp 2 miliar per titiknya.

Selain itu, pepohonan yang ada di kawasan hijau juga akan dibeli. Pohon masyarakat itu, akan diubah jadi lahan konservasi. Sedangkan, lahan konservasi milik Perhutani, akan diubah jadi hutan lindung. "Pohon yang dibeli oleh Pemprov DKI, tidak boleh ditebang. Ini akan jadi kawasan konservasi lingkungan," ujarnya, Kamis (5/11).

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta, Tarsamana Wawan Setiawan, mengatakan, pihaknya akan melakukan pemetaan terkait rencana investasi Pemprov DKI tersebut. Khusus buat sumber mata air, pihaknya sudah berbincang dengan masyarakat soal harganya. Dia mengatakan ternyata, dari 40 titik sumber mata air, biayanya mencapai Rp 120 miliar. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement